Bali Apresiasi Penundaan Penerbangan Langsung dari dan ke China
Keputusan pemerintah untuk menutup sementara penerbangan langsung dari dan ke daratan China diapresiasi meskipun jumlah wisatawan ke Bali dipastikan akan turun. Isu kesehatan sangat penting bagi kelangsungan pariwisata.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Keputusan pemerintah untuk menutup sementara penerbangan langsung dari dan ke daratan China diapresiasi meskipun jumlah wisatawan ke Bali dipastikan akan turun. Isu kesehatan sangat penting bagi keberlangsungan pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, di Denpasar, Bali, Senin (3/2/2020), mengatakan, rencana pemerintah menutup sementara penerbangan langsung dari dan ke daratan China mulai Rabu (5/2/2020) pukul 00.00 mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan kalangan pariwisata di Bali. Pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah itu sebagai upaya menjaga Indonesia tetap terbebas dari penyebaran penyakit yang tengah menjadi perhatian global. ”Langkah itu juga demi mengamankan negara, termasuk Bali, dari aspek kesehatannya,” kata Astawa.
Pemberitaan Kompas (Senin, 3/2/2020) menyebutkan, keputusan untuk menutup sementara penerbangan langsung dari dan ke daratan China mulai Rabu, 5 Februari, pukul 00.00, diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu. Pemerintah RI juga menghentikan sementara pemberian fasilitas bebas visa kunjungan singkat dan visa on arrival untuk warga negara China.
Berita resmi statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Bali pada Februari 2020 menunjukkan wisatawan mancanegara (wisman) asal China merupakan wisman terbanyak kedua yang berkunjung ke Bali selama 2019. Jumlah kunjungan wisman asal China mencapai 1,186 juta kunjungan atau sekitar 19,01 persen dari total jumlah wisman ke Bali sebanyak 6,275 juta kunjungan. Adapun wisman asal Australia sebanyak 1,241 juta kunjungan atau sekitar 19,89 persen dari total kunjungan wisman ke Bali.
Kunjungan wisman asal China selama Desember 2019 mencapai 80.972 kunjungan, naik 0,65 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada Desember 2018 yang mencapai 80.451 kunjungan.
Hampir dipastikan akan terjadi penurunan wisatawan asal China ke Bali.
”Dengan diberlakukannya pembatasan (keputusan penutupan sementara) itu, hampir dipastikan akan terjadi penurunan wisatawan asal China ke Bali,” kata Kepala BPS Bali Adi Nugroho. ”Pengaruhnya terhadap Bali juga signifikan karena dari semula ada (kunjungan dari China) menjadi tidak ada,” lanjutnya.
Isu kesehatan
Terpisah, Ketua Dewan Pariwisata Bali (Bali Tourism Board) Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, isu kesehatan mendapat perhatian serius kalangan wisatawan. Oleh karena itu, ia mengapresiasi positif keputusan pemerintah yang menutup sementara penerbangan langsung dari dan ke daratan China.
”Bali dan juga destinasi lain yang memiliki market dari China tentunya terdampak dengan adanya keputusan itu. Namun, Bali sebagai destinasi internasional tentu harus memperhitungkan wisman dari negara lain di luar China. Wisatawan sangat concern dengan isu kesehatan seperti halnya keamanan,” tutur Adnyana.
”Dengan masih terbebasnya Indonesia dari penyakit akibat virus korona itu, ini justru menjadi daya saing Indonesia sebagai destinasi dunia dengan negara lain,” lanjutnya.
Kepala Dinas Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya mengatakan, Bali hingga saat ini masih bebas dari penyebaran infeksi virus korona. Sejak penyakit akibat virus korona tipe baru 2019-nCov merebak, hingga 1 Februari 2020 terdapat 18 pasien yang ditangani di Bali, termasuk 14 pasien warga negara asing. Hasil observasi dan pemeriksaan sampel pasien mengindikasikan negatif virus korona.
”Sesuai pernyataan Menteri Kesehatan, mudah-mudahan Indonesia masih tetap aman. Kami berupaya dan menjaga Indonesia agar terhindar dari penyebaran masuknya virus korona,” ucap Suarjaya.
Untuk mengantisipasi virus itu, pemerintah telah menyiapkan tiga rumah sakit rujukan di Bali, yakni Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah di Denpasar, Rumah Sakit Umum Tabanan, dan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Lucky Tjahjono mengatakan, pihaknya memasang dan mengoperasikan alat pendeteksi suhu tubuh di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa, Denpasar. ”Kami juga menyiagakan tim petugas jaga dan tim pelayanan klinik,” ujarnya di Denpasar.