Banjir Bandang Menerjang Sebagian Daerah di Jember
Banjir bandang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (1/2/2020). Air bercampur lumpur dan ranting kayu mengalir deras di Sungai Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Banjir bandang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (1/2/2020). Air bercampur lumpur dan ranting kayu mengalir deras di Sungai Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi.
Hingga pukul 19.00, banjir bandang belum meluap hingga permukiman warga. Namun, sejumlah warga yang tinggal di bantaran sungai sudah mengungsi guna menghindari intensitas banjir bandang bakal semakin tinggi.
”Saat ini, 166 orang yang tinggal di tepi sungai sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tujuannya, mencegah potensi jatuhnya korban jiwa,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo ketika dihubungi dari Banyuwangi, Sabtu.
Heru mengatakan, banjir bandang mengalir deras di Sungai Kalijompo sejak pukul 16.00. Saat itu, debit air di sungai tersebut diperkirakan mencapai 150 meter kubik per detik. Aliran airnya bercampur kayu pepohonan tumbang dan lumpur.
Menurut Heru, pihaknya terus mengamati sejumlah sungai di daerah rawan banjir. Dari pemetaan potensi bencana banjir, terdapat tujuh kecamatan di Jember yang rawan banjir, yaitu Kencong, Gumuk Mas, Sumber Baru, Rambi Puji, Bangsal Sari, Tempurejo, dan Balung. Sementara potensi longsor ada di Kecamatan Sumber Baru, Tanggul, Panti, Arjasa, dan Kecamatan Silo.
”Pada musim hujan seperti ini, kami terus meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman banjir dan longsor,” ucap Heru.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke daerah terdampak banjir bandang di Kabupaten Bondowoso, Kamis (30/1/2020), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau warga dan seluruh jajaran BPBD di tiap kota/kabupaten siaga menghadapi bencana hidrometeorologi.
”Sejak 26 Desember, kami telah mengadakan rapat koordinasi menyiapkan diri menghadapi bencana hidrometeorologi. Saat ini, ada 15 kota/kabupaten di Jatim berpotensi banjir dan longsor. Kewaspadaan harus ditingkatkan agar tidak jatuh korban,” tuturnya.