Ujian Kejujuran Penjaga Barang Hilang di Pos Pengamanan Stasiun Cirebon
Secanggih apa pun teknologi dan prosedur, integritas diri tetap modal utama. Integritas pegawai tak hanya memberi kenyamanan penumpang, tetapi juga mengantarkan kereta menjadi moda transportasi andalan.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·3 menit baca
Perhiasan emas berkadar 24 karat lengkap dengan wadahnya itu masih tersimpan rapi di Pos Pengamanan Stasiun Cirebon, Jawa Barat. Hampir dua tahun lamanya. Barangnya masih utuh, menunggu pemiliknya datang mengambil.
Gelang, anting, dan kalung emas itu ditunjukkan Vice President PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi III Cirebon Tamsil Nurhamedi kepada media di Stasiun Cirebon, Kamis (30/1/2020). ”Emas ini sepertinya hantaran pernikahan,” katanya.
Barang bernilai jutaan rupiah itu ditemukan Kamis, 17 Mei 2018, di kereta api nomor 70. Petugas telah mengumumkan penemuan barang itu di stasiun beberapa kali. Namun, pemiliknya tak juga muncul. Sesuai prosedur, barang itu disimpan di dalam loker ”Lost and Found”. Emas itu satu dari 14 barang berharga yang masih dijaga petugas. Barang lain, alat catu daya gawai, dompet berisi uang tunai, hingga laptop. ”Laptopnya bahkan belum pernah dibuka sampai ditemukan pemiliknya,” lanjut Tamsil.
Selain di tempat duduk penumpang, barang tertinggal atau jatuh kerap ditemukan di toilet kereta, mushala, dan ruang tunggu stasiun. Barang itu terbagi atas tiga kategori: barang berharga (seperti emas dan uang), barang biasa (pakaian, sepatu, atau helm), serta makanan dan minuman.
Emas ini sepertinya hantaran pernikahan.
Jika ditemukan, barang sebisa mungkin dikembalikan kepada pemiliknya. Sepanjang 2019, misalnya, Daop III telah menyerahkan 209 barang, termasuk 146 barang berharga, kepada pemiliknya. Semakin padat penumpang, seperti libur Lebaran atau Natal dan Tahun Baru, barang tertinggal meningkat. Pada libur Natal dan Tahun Baru 2019, misalnya, ada 22 barang tertinggal. Saat minim lonjakan penumpang, Maret 2019, hanya enam barang bawaan yang dilaporkan tertinggal.
Senior Manager Pengamanan PT KAI Daop III Cirebon Joko Prasetyo menjamin, barang penumpang yang tertinggal aman di tangan petugas. Penumpang yang kehilangan barang bisa menghubungi petugas stasiun atau telepon 121. Jika tidak ada laporan kehilangan, petugas bakal mendatangi pemilik barang sesuai identitasnya. Barang tanpa identitas akan disimpan di pos. Makanan dan minuman disimpan 1-7 hari sebelum dimusnahkan.
Barang biasa disimpan sebulan sebelum diserahkan kepada lembaga sosial. Adapun penyimpanan barang berharga maksimal tiga tahun. ”Jika setelah itu belum juga ada yang mengambil, barang bisa dilelang atau diserahkan ke panti asuhan atau lembaga sosial,” ujar Joko.
Integritas
Secanggih apa pun teknologi dan prosedur, integritas diri tetap modal utama. ”Kami sampaikan ke karyawan, integritas harus dijunjung tinggi. Kami juga beri penghargaan ke petugas yang menemukan barang,” kata Deputy VP PT KAI Daop III Cirebon Raden Agus Dwinanto.
Salah satu petugas penerima piagam dan uang tunai tanda terima kasih adalah Ridwan Setiabudi (37). Saat masa libur Natal dan Tahun Baru 2019, Komandan Regu Keamanan Stasiun Cirebon itu menemukan dompet berisi uang ratusan ribu rupiah di ruang tunggu.
”Kami diajar selalu jujur. Bayangkan, bagaimana kalau pemiliknya kehilangan dompet. Pasti repot sekali,” kata bapak dua anak eks buruh pabrik 12 tahun dengan upah Rp 525.000 per bulan itu. Integritas pegawai itu tak hanya memberi kenyamanan penumpang, tetapi juga mengantarkan kereta menjadi moda transportasi andalan.
Penumpang berdesakan di toilet dan calo tiket tak lagi tampak. Semua itu tak akan terwujud tanpa keteguhan pada kejujuran. Logam mulia yang masih tersimpan di pos pengamanan itu bukti integritas.