Banjir Rendam Permukiman dan Kawasan Ekonomi di Balikpapan
Hujan yang mengguyur sejak Kamis (30/1/2020) dini hari memicu banjir di lima RT di Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Jalan menuju Pelabuhan Kariangau juga terendam air hingga 50 sentimeter.
Oleh
sucipto
·3 menit baca
KOMPAS/SUCIPTO
Banjir menggenangi jalan menuju Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (30/1/2020).
BALIKPAPAN, KOMPAS — Hujan yang mengguyur sejak Kamis (30/1/2020) dini hari memicu banjir di lima RT di Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Jalan menuju Pelabuhan Kariangau juga terendam air hingga 50 sentimeter sehingga tak bisa dilewati sepeda motor.
Hujan mengguyur Balikpapan sekitar pukul 03.00 Wita hingga pukul 08.00 Wita. Setidaknya 220 jiwa yang tinggal di kawasan Balikpapan Utara terdampak banjir ini. Hingga pukul 15.00 Wita, tinggi air di perumahan sudah surut menjadi sekitar 50 sentimeter.
Camat Balikpapan Utara Fahrul Rozi mengatakan, banjir mulai terjadi sekitar pukul 07.30 Wita. Ketinggian air di jalan raya sekitar 30 cm dan mencapai 1 meter di pemukiman warga.
Antrean kendaraan memanjang sekitar 1 kilometer akibat banjir menggenangi jalan menuju Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (30/1/2020).
Fahrul mengatakan, banjir serupa kerap terjadi jika hujan lebat turun lebih dari 2 jam. Banjir disinyalir akibat sistem drainase yang tidak ideal. ”Gorong-gorong air hanya dua buah dan terlalu kecil sehingga tidak mampu mengalirkan air secara cepat,” kata Fahrul.
Banjir juga menggenangi jalan menuju Pelabuhan Ferry dan tiga bangunan di kawasan industri Kariangau. Tinggi air sekitar 50 cm sehingga tak bisa dilalui sepeda motor. Akibatnya, mobil yang akan melintas harus antre. Hal itu mengakibatkan terjadi kepadatan kendaraan sekitar 1 kilometer di Jalan Projakal. Pengendara sepeda motor terpaksa berputar arah sebab tak mampu melintas.
Warga yang akan menyeberang ke Penajam Paser Utara melalui kapal feri di Pelabuhan Kariangau harus berjalan kaki atau menumpang mobil bak terbuka sampai pelabuhan. Jarak jalan yang tergenang sampai ke pelabuhan sekitar 1 km.
Gorong-gorong air hanya dua buah dan terlalu kecil sehingga tidak mampu mengalirkan air secara cepat. (Fahrul Rozi)
KOMPAS/SUCIPTO
Banjir menggenangi jalan menuju Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (30/1/2020).
Hal ini juga membuat kegiatan industri menjadi terhambat. Salah satu pekerja di kawasan industri Kariangau, Julian (35), mengatakan, air masuk hingga ke lantai dasar sehingga karyawan tidak bisa bekerja.
”Kami diinstruksikan atasan untuk menunggu air surut saja. Barang-barang yang akan diantar ke tempat lain masih bisa karena mobil cukup tinggi,” katanya.
Untuk mengatasi banjir, Pemerintah Kota Balikpapan mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat Rp 400 miliar. Dana itu akan digunakan untuk normalisasi Sungai Ampal dan pelebaran gorong-gorong yang dinilai tidak bisa mengalirkan air dengan cepat.
”Saat ini masih dalam proses pembebasan lahan di sekitar gorong-gorong dan sekitar sungai. Tahun ini kami targetkan selesai pembebasan lahannya,” kata Kepala Bidang Pengendali Banjir dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan Rita.
Saat ini masih dalam proses pembebasan lahan di sekitar gorong-gorong dan sekitar sungai. Tahun ini kami targetkan selesai pembebasan lahannya. (Rita)
KOMPAS/SUCIPTO
Banjir menggenangi jalan menuju Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (30/1/2020).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Balikpapan Suseno mengatakan, tim gabungan polisi, TNI, dan tim SAR masih bertugas di permukiman warga. Warga yang terisolasi dijemput menggunakan perahu karet dan dikumpulkan di kantor lurah atau kantor camat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan, hujan lokal hingga sedang masih terjadi di Balikpapan dengan kelembapan udara 70-95 persen. ”Bantuan makanan juga kami kirimkan. Jika tidak hujan lagi, air kemungkinan surut. Air sudah terlihat mengalir. Namun, kami sarankan warga menetap di rumah kerabat untuk sementara waktu sampai air benar-benar surut,” kata Suseno.