Gairah Literasi di Daerah Perlu Dukungan Sarana dan Akses Memadai
Peningkatan minat literasi di daerah masih perlu didukung sarana dan akses memadai. Keberadaan perpustakaan memadai bakal menjawab kerinduan sejumlah siswa terhadap mudahnya akses buku
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS— Jumlah pengunjung di Perpustakaan Purwakarta, Jawa Barat, meningkat setiap bulan. Keberadaan perpustakaan ini menjawab kerinduan sejumlah siswa terhadap mudahnya akses buku. Namun, peningkatan minat baca anak ini masih perlu didukung sarana dan akses memadai.
Perpustakaan ini terbagi menjadi tiga kategori ruangan, yakni ruang umum, remaja, dan anak-anak. Dalam setiap ruang dilengkapi dengan sofa dan meja baca. Jenis buku yang disajikan beragam dan diklasifikasikan berdasarkan usia. Sebelum memasuki ruangan, pengunjung diwajibkan untuk mengisi daftar hadir. Kini, koleksi buku ada 17.389 judul dan 42.708 ekslempar.
Berdasarkan data Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Purwakarta, jumlah pengunjung sepanjang tahun 2019 mencapai 66.541 orang. Sejak diresmikan awal tahun 2019, ada 4.396 kunjungan di bulan Februari. Jumlah kunjungan pada Juli 2019 setidaknya 4.905 orang dan meningkat menjadi 5.708 kunjungan pada Desember 2019.
Fadilah (17), Qonita Azzahwa (18), dan Savira Annisa (18), siswa MAN I Purwakarta, tampak sibuk mengerjakan soal dari buku latihan tes potensi akademi (TPA) di ruang membaca Perpustakaan Daerah Purwakarta. Suasana hening dan tenang mendominasi ruangan itu.
Mereka bersyukur dengan keberadaan perpustakaan ini. Sebab, sudah sejak lama mereka mendambakan perpustakaan dengan buku lengkap. Maklum, belum ada toko buku besar, seperti Gramedia atau Kinokuniya, di Purwakarta. Mereka harus pergi ke Bandung atau Karawang untuk mendapatkannya. Jaraknya sekitar 50 kilometer dari kediaman mereka.
“Saya merasa begitu tenang dan nyaman saat membaca atau mengerjakan tugas sekolah di perpustakaan ini,” ucap Savira.
Hal senada dirasakan Zidane Muraz (13) dan Rizki Zulpadma (12), siswa kelas 6 SD Negeri I Nagri Kidul Purwakarta. Seusai sekolah, mereka bergegas ke perpustakaan untuk membaca buku. Mereka asik membaca di sudut ruangan.
Zidane datang ke perpustakaan seminggu minimal dua kali. Ada sejumlah buku yang menjadi favoritnya, yakni buku bergambar anak-anak. Sementara Rizki baru pertama kali berkunjung ke perpustakaan ini.
“Perpustakaannya bagus dan nyaman, ini seperti (perpustakaan) yang ada di film dan acara TV. Bakalan sering ke sini karena betah,” ujar Rizki.
Perpustakaannya bagus dan nyaman, ini seperti (perpustakaan) yang ada di film dan acara TV. Bakalan sering ke sini karena betah. (Rizki)
Selain sarana yang memadai, kelengkapan buku di perpustakaan juga menjadi motivasi seseorang berkunjung. Prita Astin (17), pengunjung lainnya, kerap kesulitan mendapatkan buku yang ingin dia baca. Padahal ia berharap bisa meminjam buku di tempat tanpa harus repot membelinya sampai ke Bandung atau Karawang.
Sebelumnya, Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Purwakarta Rudi Aliruda menilai, peningkatan minat baca anak masih perlu didukung sarana dan akses memadai. Menurut pengalamannya, keterjangkauan anak-anak terhadap perpustakaan masih belum merata. Selain itu, belum banyak relawan yang mau terjun sebagai pegiat literasi.
Menurut Rudi, para pegiat literasi perlu bersinergi untuk memperluas gerakan. Dengan bersinergi, mereka bisa saling membantu, sehingga pemberdayaan minat baca dapat tercapai. “Jumlah koleksi buku di daerah juga harus terus ditingkatkan, kerja sama dengan berbagai institusi pemerintahan dan berbagai elemen masyarakat perlu diperkuat,” kata Rudi.
Kepala Seksi Layanan Perpustakaan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Purwakarta Ritta Utami mengatakan, budaya membaca buku saat ini perlu digaungkan, khususnya bagi anak-anak dan remaja yang lebih memilih telepon genggam dibandingkan membaca buku. Orangtua berpartisipasi aktif menumbuhkan budaya membaca sejak dini.
Ia mencontohkan, misalnya, sepulang sekolah, para orangtua bisa mengantarkan anak-anaknya untuk berkunjung ke perpustakaan daerah. Proses penanaman budaya membaca akan cepat berhasil apabila didukung lingkungan baca yang baik.
Pada tahun 2020, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Purwakarta bakal menambah koleksi buku sebanyak 600 judul dan 1.200 ekslempar. Adapun mobil perpustakaan keliling akan menjangkau 132 titik dari sebelumnya hanya 96 titik. Lokasi tersebut untuk menjangkau daerah yang jauh dari pusat kota dan perpustakaan.