RSUD Blambangan masuk dalam 100 rumah sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan penanganan penyebaran Virus Korona jenis baru (novelcoronavirus/2019-nCoV).
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – RSUD Blambangan masuk dalam 100 rumah sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan penanganan penyebaran virus korona jenis baru (novelcoronavirus/2019-nCoV). Satu ruangan isolasi disiapkan bila suatu ketika dibutuhkan untuk merawat pasien yang terjangkit virus korona.
Kendati tidak memiliki konektivitas langsung dengan China, Banyuwangi termasuk daerah yang perlu diwaspadai. Alasannya Banyuwangi merupakan daerah tujuan wisata yang banyak menarik minat wisatawan mancanegara termasuk wisatawan China.
“RSUD Blambangan ditunjuk sebagai bagian dari 100 rumah sakit rujukan, karena itu kami juga sudah siapkan ruang isolasi untuk mengantisipasi pelayanan bila ada pasien yang terjangkit Virus Korona. Kami sudah siapkan satu ruang isolasi yang dapat diisi 4 tempat tidur pasien,” ujar Direktur RSUD Blambangan Indah Sri Lestari di Banyuwangi, Selasa (28/1/2020).
RSUD Blambangan ditunjuk sebagai bagian dari 100 rumah sakit rujukan, karena itu kami juga sudah siapkan ruang isolasi untuk mengantisipasi pelayanan bila ada pasien yang terjangkit Virus Korona. Kami sudah siapkan satu ruang isolasi yang dapat diisi 4 tempat tidur pasien (Indah Sri Lestari)
Indah mengatakan pihaknya juga siap untuk penanganan maupun penangkalan penyebaran virus korona di Banyuwangi. Terlebih, saat ini RSUD Blambangan memiliki tambahan dokter spesialis pada tahun ini
Dokter Spesialis Paru dan Spesialis Anastesi yang semula jumlahnya masing-masing satu orang, kini masing-masing menjadi dua orang. RSUD Blambangna juga mendapat tenaga spesialis yang baru ada tahun ini yaitu Spesialis Patologi Klinik dan Spesialis Radiologi.
Salah satu tenaga medis yang mendapat mandat untuk menangani kasus Virus Korona ialah Dokter Spesialis Paru RSUD Blambangan dr Riri Perwita. Ia mengatakan pasien terduga terjangkit virus korona akan langsung ditangani di ruang isolasi.
“Pasien memang akan masuk melalui jalur IGD, namun hanya lewat saja dan akan langsung masuk ke ruang isolasi. Mereka yang masuk ke ruang isolasi ialah pasien suspect, yaitu mereka yang demam tinggi, baru saja melakukan perjalanan dari China atau negara yang sudah terkontaminasi, dan mereka yang pernak melakukan kontak dengan pasien terinfeksi korona,” tutur Riri.
Di ruang isolasi, pasien suspect akan dirawat dan dilakukan observasi. Salah satu observasi yang dilakukan ialah swab tenggorokan. Tindakan ini untuk mendeteksi organisme yang dapat menyebabkan infeksi di tenggorokan.
Hasil swab tenggorokan, lanjut Riri, baru dapat diketahui seminggu kemudian. Lagipula pemeriksaan swab tenggorokan akan dikirim ke Jakarta melalui Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono mengatakan, penunjukkan RSUD Blambangan sebagai rumah sakit rujukan, karena rumah sakit tersebut pernah menangani kejadian serupa. Saat itu, RSUD Blambangan juga menjadi rujukan saat merebaknya virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS). Kedua virus tersebut hampir serupa dengan Virus Korona karena sama-sama berasal dari hewan.
“Kami terus meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya penyakit ini di Banyuwangi. Beberapa yang patut diwaspadai ialah pintu masuk Banyuwangi yaitu Bandara dan Pelabuhan. Saat ini Karantina Kesehatan Pelabuhan menjaga ketat kedua pintu masuk tersbeut,” ujar Lestariono.
Seluruh rumah sakit dan puskesmas, lanjut Lestariono, juga dalam kondisi siaga. Dinas Kesehatan telah memberikan pemahaman yang benar kepada para petugas medis agar mampu menyebarkan informasi tersebut kepada masyarakat.
Kami terus meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya penyakit ini di Banyuwangi. Beberapa yang patut diwaspadai ialah pintu masuk Banyuwangi yaitu Bandara dan Pelabuhan. Saat ini Karantina Kesehatan Pelabuhan menjaga ketat kedua pintu masuk tersbeut (Lestariono)
Petugas kesehatan hingga tingkat Puskesmas juga telah dibekali prosedur penanganan yang tepat. Ini guna mengantisipasi bila ada warga atau wisatawan yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat hingga akhirnya dapat segera dirujuk ke rumah sakit.
Data Dinas Pariwisata Banyuwangi menyebutkan, wiatawan asal China menduduki peringkat ketiga tertinggi wisatawan yang menginap di hotel-hotel se-Banyuwangi.
“Di 2019, dari 77.202 wisatawan mancanegara yang menginap, sebayak 12.380 orang atau sekitar 16 persen diantaranya merupakan wisatawan asal China,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda.
Bramuda berharap masyarakat tidak perlu khawatir dengan wisatawan asal China tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan. Ia mengimbau agar masyarakat Banyuwangi dan penyedia jasa perjalanan wisata tetap menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan China.