Papua dan Papua Barat Giatkan Cara Pencegahan Korona
Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Papua Barat mengeluarkan surat edaran bagi semua puskesmas untuk langkah pencegahan virus korona jenis baru. Isinya tentang pola hidup sehat dan penggunaan masker mencegah penularan.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Papua Barat mengeluarkan surat edaran bagi semua puskesmas tentang langkah pencegahan virus korona jenis baru. Isinya soal pentingnya pola hidup sehat dan penggunaan masker untuk mencegah penularan virus itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum, di Jayapura, Senin (27/1/2020), mengatakan, pihaknya mengeluarkan surat edaran bagi puskesmas di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua.
Surat edaran itu berisi imbauan bagi warga di Papua agar tidak panik dengan informasi penyebaran virus korona jenis baru. Masyarakat diharapkan tetap menjaga kesehatan dengan mencuci tangan sebelum makan, mengonsumsi vitamin untuk daya tahan tubuh, dan menggunakan masker.
”Kami mewajibkan seluruh puskesmas memberi informasi apabila ada temuan penyakit pneumonia ke dinas kesehatan setempat,” kata Aaron.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan saat dihubungi dari Jayapura mengatakan telah menyampaikan surat edaran itu ke semua puskesmas untuk bersiaga mengantisipasi penyebaran virus korona jenis baru.
”Sampai saat ini, petugas kami bersama instansi terkait terus memantau masuknya warga dari pelabuhan serta bandara di Manokwari dan Sorong. Kedua daerah ini terdapat warga dari negara China,” kata Otto.
Sampai saat ini, petugas kami bersama instansi terkait terus memantau masuknya warga dari pelabuhan serta bandara di Manokwari dan Sorong. Kedua daerah ini terdapat warga dari negara China.
Ia menyatakan, Dinkes Papua Barat terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait kondisi pasien terduga korona jenis baru asal China di Rumah Sakit Sele Be Solu Kota Sorong berinisial YP.
Sebelumnya, YP terserang flu disertai demam tinggi. Namun, ia tidak mengalami gangguan sesak napas. YP berangkat dari China ke Jakarta pada 22 Januari. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Sorong dan dilanjutkan ke Raja Ampat.
YP mengalami gejala flu disertai demam pada 24 Januari. Kemudian, ia dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina Sorong sehari kemudian. Pada Minggu (26/1), ia dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong untuk masuk ruang isolasi.
”Belum ada instruksi dari Kementerian Kesehatan untuk pemeriksaan sampel dahak dari YP. Saat ini, YP masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Sele Be Solu Kota Sorong dan kondisinya terus membaik,” kata Otto.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Sele Be Solu Kota Sorong Sijanuddin mengatakan, kondisi tubuh YP tak lagi demam dan batuknya terus berkurang. Ia menuturkan, YP akan menjalani pelayanan kesehatan di ruang isolasi 2-3 hari ke depan.
”Apabila kondisi YP terus membaik, kami akan mengizinkan dia keluar dari ruang isolasi,” kata Sijanuddin.