Di wilayah Kalimantan Barat hingga Senin (21/1/2020) tidak ditemukan masyarakat yang terjangkit virus korona. Meskipun demikian, upaya antisipasi dilakukan, misalnya dengan menyiapkan ruangan penanganan yang terisolasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Di wilayah Kalimantan Barat hingga Senin (21/1/2020) tidak ditemukan masyarakat yang terjangkit virus korona. Meskipun demikian, upaya antisipasi dilakukan, mulai dari dengan menyiapkan ruangan penanganan yang terisolasi, peralatan kesehatan, hingga sosialisasi hidup bersih kepada masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, saat mengecek kesiapan antisipasi penanganan pasien virus korona di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak, Senin (27/1/2020), menuturkan, antisipasi dilakukan dengan menyiapkan sejumlah rumah sakit rujukan, yakni RSUD Soedarso Pontianak dan RSUD Abdul Aziz Singkawang, serta RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang.
”Di RSUD Soedarso sudah ada ruangan isolasi. Di Kalbar hingga hari ini (Senin) tidak ada yang positif virus korona. Namun, antisipasi tetap kami lakukan. Di ruangan isolasi disiapkan empat tempat tidur lengkap dengan peralatanannya. Fasilitas memadai,” paparnya.
Untuk rumah sakit rujukan lainnya di Sintang dan Singkawang juga sudah siap. Dinas Provinsi Kalbar juga mengirim alat proteksi diri bagi petugas kesehatan di rumah sakit-rumah sakit rujukan tersebut.
RSUD Soedarso sudah ada ruangan isolasi. Di Kalbar hingga hari ini (Senin) tidak ada yang positif virus korona. Namun, antisipasi tetap kami lakukan. Di ruangan isolasi disiapkan empat tempat tidur lengkap dengan peralatanannya. Fasilitas memadai. (Harisson)
Upaya pencegahan juga dilakukan. Di pintu-pintu masuk ke Kalbar sudah disiapkan thermal scan di pelabuhan dan bandara serta petugas kesehatan. Pemeriksaan juga dilakukan di pintu lintas batas Indonesia dengan Malaysia. ”Koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota terutama yang berbatasan dengan Malaysia sudah dilakukan. Mereka tentu sudah melaksanakan antisipasi untuk hal ini,” ujarnya.
Harisson mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik, tetapi tetap waspada. Terapkan pola hidup sehat. Masyarakat diimbau tetap menjaga daya tahan tubuh dengan berolahraga serta makan sayur dan buah.
”Kemudian, cucilah tangan dengan sabun minimal 30 detik. Sebelum menyentuh makanan dan bagian tubuh cucilah tangan. Demikian juga setelah menyentuh instalasi di tempat-tempat umum,” kata Harrison.
Jika ada riwayat batuk pilek gunakanlah masker. Masker 2-4 jam sudah harus diganti. Kalau bersin gunakan tisu untuk menutup mulut. Kalau merasakan sesak napas, batuk-pilek, sakit tenggorokan, dan pernah ke luar negeri dalam dua minggu ini atau pernah kontak dengan keluarga korban atau seseorang yang pernah ke luar negeri, segera berobat.
Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan terutama saat ada perhelatan pariwisata karena mungkin ada turis dari luar negeri yang datang. Antisipasi harus disiapkan mulai dari bandara sehingga Kalbar tetap aman.
Rutin cuci tangan
Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat dan siswa untuk tetap menjaga kesehatan, misalnya mencuci tangan, juga terus dilakukan. Hal itu dikoordinasikan melalui bagian program promosi kesehatan. Dinas kesehatan kabupaten/kota juga sebetulnya kalaupun tidak ada isu virus korona tetap melakukan edukasi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Suprianus Herman menuturkan, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh kepala sekolah agar tetap mengingatkan siswa untuk menjaga kesehatan, misalnya dengan mencuci tangan. Siswa diingatkan agar tetap menjaga kesehatan diri maupun kebersihan di kelas untuk mengantisipasinya.
Wakil Direktur 1 RSUD Soedarso Pontianak Saiful Bahri Bangun menuturkan, pihaknya sudah mendapat instruksi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar untuk menyiapkan RSUD Soedarso sebagai tempat perawatan jika ada pasien suspek virus korona.
Tim tenaga medis sudah disiapkan, terdiri dari dokter paru, dokter patologi klinik untuk melakukan pemeriksaan, dokter penyakit dalam dan perawat yang sudah dilatih untuk menangani penyakit-penyakit infeksi. Alat pelindung diri untuk petugas sudah disiapkan.
Kemudian, pihaknya juga telah meminta bantuan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar untuk menyediakan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan karena cukup mahal. Apalagi, idealnya sekali pakai harus sudah dibuang agar tidak menjadi sumber penularan.
Standar prosedur operasinya juga sudah ada. Jika ada pasien yang diduga terkena virus korona akan langsung dimasukkan ke ruangan isolasi. Ada empat tempat tidur di ruangan isolasi. Kalau kesadaran pasien menurun atau memerlukan alat bantu pernapasan akan dikirim ke ICU.
”Di ruangan ICU ada dua tempat tidur yang diisolasi khusus untuk pasien penyakit menular. Di ruangan isolasi juga sudah ada peralatan memonitor tekanan darah, pernapasan, dan denyut jantung. Namun, kami harapkan jangan ada yang terjangkit virus korona,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu, menuturkan, untuk upaya antisipasi pihaknya fokus pada pelayanan kesehatan tingkat pertama. Semua petugas sudah diminta untuk waspada.
RSUD Sultan Syarif Mohamad AlKadrie Kota Pontianak sudah ada ruangan isolasi. Edukasi kepada masyarakat terutama bagaimana kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun harus terus disampaikan.