Pasien Terduga Virus Korona di Jambi Lewati Masa Inkubasi
Tim medis RSUD Raden Mattaher Jambi mendapati pasien yang diduga terinfeksi virus korona telah melewati masa inkubasi. Meski demikian, pasien tetap mendapat perawatan khusus dalam ruang isolasi demi memastikan keamanan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Tim medis RSUD Raden Mattaher Jambi mendapati pasien yang diduga terinfeksi virus korona telah melewati masa inkubasi. Meski demikian, pasien tetap mendapat perawatan khusus dalam ruang isolasi demi memastikan keamanan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Samsiran mengatakan, dari riwayat perjalanannya, pasien memang baru saja bepergian dari Kota Wuhan di China dan baru kembali 4 Januari. ”Jadi, kalau dihitung-hitung, masa inkubasi virus sudah terlewati,” ujarnya, Minggu (26/1/2020).
Meski begitu, lanjut Samsiran, demi memastikan keamanan pasien ataupun masyarakat Jambi, pihaknya tetap menerapkan penanganan medis khusus dalam ruang isolasi. Selain petugas medis, siapa pun tak boleh mendekat ke ruang perawatan.
Direktur Pelayanan RSUD Mattaher Dewi Lestari menambahkan, pasien sebelumnya mendatangi instalasi gawat darurat di RS Siloam pada Sabtu (25/1/2020) sore. Ia mengeluh demam, flu, batuk, sesak napas, dan badan letih. Setelah petugas menanyakan riwayat perjalanannya, pasien mengaku baru kembali dari perjalanan ke Wuhan pada awal Januari.
Atas dasar itulah, pasien langsung dikirim ke RSUD Raden Mattaher untuk mendapatkan penanganan khusus. Pihak rumah sakit telah mengambil sampel darah dan foto rontgen pasien. ”Nanun, hasilnya belum keluar,” katanya.
Dewi melanjutkan, kondisi pasien pada Minggu siang ini telah membaik. Suhu tubuhnya kembali normal. Namun, pihaknya bersama dinas kesehatan akan mengambil spesimen pasien untuk mengetahui bilamana positif atau negatif terjangkit virus korona.
”Nantinya, spesimen akan dibawa ke Jakarta untuk diteliti apa pasien positif terjangkit virus ini atau tidak,” ucapnya.
Dewi membenarkan pengamanan menuju ruang perawatan pasien terduga virus korona diperketat. Tujuannya demi menjamin keamanan warga.
Pantauan Kompas, lorong menuju bangsal perawatan pasien terduga virus korona dijaga enam petugas keamanan. Petugas melarang siapa pun, termasuk awak media, untuk mendekati bangsal perawatan.
”Demi keamanan bagi semuanya, kami harus memperketat akses masuk,” kata Sulaiman, koordinator petugas keamanan setempat.