Antisipasi Virus Korona, Pemindai Suhu Tubuh di Bandara Sumbar Ditambah
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang memperketat pemantauan penumpang dari China di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Alat pemindai suhu tubuh pun ditambah.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG PARIAMAN, KOMPAS -- Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang memperketat pemantauan penumpang dari China di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Satu alat pemindai suhu tubuh ditambah untuk memantau kondisi penumpang penerbangan langsung dari China pada 26 Januari 2020.
Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang Wilayah Kerja BIM Elfi Yulfienti, Jumat (24/1/2020), mengatakan, di pintu kedatangan penerbangan internasional BIM sebenarnya sudah ada alat pemindai suhu tubuh. Namun, karena ada kedatangan pesawat langsung dari Kunming (KMG), China, negara yang sedang terjangkit virus korona, pemantauan pun diintensifkan.
"Kami tambah alat untuk antisipasi jika alat yang sudah ada bermasalah. Bisa jadi nanti dipasang satu atau keduanya. Kami siapkan untuk pemantauan lebih intens ke penumpang," kata Elfi.
Berdasarkan pantauan di BIM, alat pemindai suhu tubuh itu, Jumat sore dibawa petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang ke ruangan di pintu kedatangan penerbangan internasional.
Adapun di pintu kedatangan penerbangan internasional, penumpang pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur mendarat sekitar pukul 16.00. Sekitar seratusan penumpang memasuki pintu dan mengantre di bagian imigrasi. Seorang petugas mengamati monitor alat pemindai suhu.
Elfi menjelaskan, alat pemindai suhu akan mendeteksi suhu tubuh penumpang. Melalui monitor alat, petugas bisa melihat tanda-tanda seseorang terindikasi terjangkit korona, yaitu demam dengan suhu tubuh tinggi 38 derajat celsius ke atas. Jika ditemukan, petugas akan merujuk suspect ke RUSP Dr M Djamil, Padang.
Selain penambahan alat, petugas di pintu kedatangan penerbangan internasional juga menerapkan prosedur operasi standar yang lebih ketat saat pendaratan penumpang dari China. Salah satu bentuknya, petugas mengenakan masker N95 dan mengenakan sarung tangan saat kontak langsung dengan penumpang.
Elfi melanjutkan, penerbangan langsung dari China ke Padang untuk pertama kalinya tahun ini mendarat pada Minggu (26/1/2020) pagi dengan pesawat Citilink dan kembali Kamis (30/1/2020). Penerbangan langsung berikutnya dari China mendarat Jumat (31/1/2020). Penerbangan tersebut mengangkut wisatawan.
Ditambahkan Elfi, sejauh ini belum ada penumpang penerbangan internasional yang mendarat di BIM dicurigai terjangkit virus korona. Elfi juga membantah informasi bahwa ada warga Sumbar yang dicurigai terjangkit virus korona sepulang umrah dengan penerbangan langsung dari Arab Saudi.
Pesawat pengangkut penumpang jemaah umrah itu mendarat Kamis (23/1/2020) pagi di BIM. "Kami tidak menyampaikan pernyataan apapun dan memang tidak ada pasien yang kami rujuk ke RSUP Dr M Djamil. Tiba-tiba ada beritanya seperti itu," ujar Elfi.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesdai mengatakan, dinas sudah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi masuknya virus korona ke Sumbar. Sejak 20 Januari 2020, dinas mengeluarkan surat edaran kewaspadaan pneumonia Novel Corona Virus kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit pemerintah ataupun swasta.
"Kedua, dinas menggiatkan surveilans aktif rumah sakit dan surveilans pasif rumah sakit ke setiap rumah sakit agar proaktif melaporkan kejadian penyakit berpotensi Kejadian Luar Biasa atau KLB termasuk pneumonia," kata Merry.
Langkah lainya, lanjut Merry, dengan meningkatkan pengamatan penyakit menyerupai influenza di puskesmas-puskesmas. Pemantauan pelaku perjalanan dari luar negeri di pintu masuk negara di BIM juga diperketat melalui kerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang.
"Dinas juga berkoordinasi dengan pihak imigrasi terkait dengan pelaku perjalanan yang datang dari daerah endemik, khususnya warga negara asing dari China," ujar Merry.
Ditambahkan Merry, dinas juga melakukan Surveilans Aktif Rumah Sakit atau (SARS) ke semua rumah sakit di kabupaten/kota untuk memonitor kejadian penyakit menular potensial KLB, termasuk pneumonia. Edukasi kepada masyarakat tentang cara-cara pencegahan dan pengendalian penyakit pneumonia juga dilakukan. Selain itu, dinas juga menyiapkan logistik atau APD upaya pencegahan penyakit pneumonia.