Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menyatakan siap menangani pasien yang diduga terinfeksi virus korona tipe baru jika ditemukan pasien pengidap virus itu.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menyatakan siap menangani pasien yang diduga terinfeksi virus korona tipe baru jika ditemukan pasien pengidap virus itu. Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou Manado telah menyediakan ruang isolasi, baik di instalasi gawat darurat maupun di bangsal perawatan.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel, Rabu (22/1/2020), mengatakan, RSUP Kandou adalah satu-satunya rumah sakit rujukan untuk penanganan infeksi virus korona bagi 15 kabupaten dan kota di Sulut. Sebab, hanya RSUP Kandou yang memiliki ruang isolasi dengan tingkat keamanan yang tinggi.
Selain itu, hanya RSUP Kandou yang memiliki tenaga medis yang kompeten menangani infeksi dengan manifestasi penyakit pneumonia berat itu. Ada dokter spesialis penyakit dalam, paru-paru, dan anestesi yang bersiaga. “Ruang isolasi sebenarnya bisa di mana-mana, tapi dokter spesialisnya ada di RSUP Kandou. Ada tim penanggulangan infeksi yang siap menangani,” kata Steaven.
Kepala Bidang Medik RSUP Kandou dr Handry Takasenseran mengatakan, pihaknya selalu siap menangani kasus-kasus yang membutuhkan penanganan khusus. Ruang isolasi untuk penanganan awal di instalasi gawat darurat (IGD) dan ruang isolasi untuk perawatan sudah ada sejak dulu yang digawangi staf kesehatan dengan peralatan khusus.
“Kami selalu siap menangani penyakit-penyakit pandemik, seperti flu burung, SARS (sindrom pernapasan akut parah) dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah). Sebagai rumah sakit rujukan yang sudah terakreditasi secara internasional, kami harus siap,” kata Handry.
Sebagai rumah sakit rujukan yang sudah terakreditasi secara internasional, kami harus siap. (Handry Takasenseran)
Pasien yang diduga terpapar virus korona yakni 2019-novel corona-virus atau 2019-nCoV akan diperiksa di titik triase primer di IGD, kemudian dipindahkan ke ruang isolasi IGD untuk penanganan awal. Handry memastikan, jalur masuk ke ruang isolasi terpisah dari ruang lainnya pasien dengan penyakit lainnya. Jalur rawat inap pun dibedakan.
“Kami sudah siap dengan alat-alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan lain sebagainya. Tapi, kami akan mengevaluasi lagi kesiapan sesuai arahan Kementerian Kesehatan,” kata Handry.
Handry mengatakan, ruang isolasi di IGD cukup untuk satu orang pasien. Pemeriksaan diduga akan cukup cepat sehingga pasien bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. Namun, saat ini IGD sedang sibuk karena banyaknya pasien dengan keluhan lain. Ruang isolasi pun terlihat sibuk.
Adapun ruang rawat inap isolasi terletak di pojok belakang rumah sakit. Ada ruang khusus bagi perawat dan dokter yang berjaga 24 jam. Tim perawat beranggotakan sembilan orang.
Kepala ruang rawat isolasi, Toosje Saragih, menyatakan ada lima ruang yang dapat menampung masing-masing dua pasien. “Tapi, saat ini yang dapat digunakan hanya satu. Sementara ada pasien cacar air yang sedang kami rawat, tapi akan segera dipindahkan ke ruang rawat inap biasa.
Meski menyatakan kesiapan RSUP Kandou, Handry tidak menyebut jumlah tenaga medis yang disiapkan khusus untuk menangani kasus infeksi virus korona. Ia hanya menyatakan, beberapa dokter bukan hanya spesialis, tetapi juga menyandang atribut konsultan.
Waspadai penularan dari wisatawan
Virus yang berkembang di Wuhan, Provinsi Hubei, China, ini dikhawatirkan dibawa oleh wisatawan mancanegara yang datang dari China. Setiap hari, setidaknya ada tiga pesawat dari China dengan sekitar 600 penumpang yang mendarat di Bandara Sam Ratulangi. Meski demikian, tidak ada penerbangan langsung dari Wuhan.
Setiba di Manado, para wisman asal China diberi kartu kewaspadaan kesehatan (health alert card/HAC). Steaven mengatakan, petugas kesehatan di puskesmas setiap kota dan kabupaten harus mewaspadai pasien yang memegang kartu ini. “Kalau ada gejala virus korona, harus segera dirujuk, tidak boleh ditahan di puskesmas,” katanya.
Hingga Rabu, The New York Times mencatat lebih dari 400 orang di China, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, dan Singapura. Sembilan di antaranya meninggal. Steaven mengaku khawatir akan penularan akibat kontak antara warga Sulut dengan orang yang mungkin terinfeksi. Namun, ia menilai kemungkinannya kecil.
“Di China ada 1,2 miliar orang, tapi yang terinfeksi proporsinya sangat sedikit. Misal ada 1.000 orang (wisman China) yang masuk ke Manado dan lima terinfeksi, itu masih bisa kita tangani,” katanya.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulut Roy Berty mengatakan, para pemandu wisata siap membantu para wisman dari China jika mengalami keluhan. Sejauh ini, belum ada klien yang dilaporkan sakit. Namun, para pemandu wisata akan mengingatkan agar HAC selalu dikantongi para pelancong.
Adapun rute wisata yang umum di kalangan para wisman berada di tiga daerah, yaitu Manado, Tomohon, dan Minahasa Utara. “Tour kota biasanya di Manado dan Tomohon. Tapi, mereka juga pasti ke Bunaken dan Lihaga. Kalau ada yang sakit, kami akan segera bawa ke puskesmas terdekat,” kata Roy.