Pemerintah Sulawesi Utara membidik kedatangan 400.000 wisatawan mancanegara pada 2023 dengan menambah penerbangan langsung dari China.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Pemerintah Sulawesi Utara membidik kedatangan 400.000 wisatawan mancanegara pada 2023 dengan menambah penerbangan langsung dari China. Di saat yang sama, pemerintah juga mewaspadai kemungkinan menyebarnya virus korona jenis baru yang dibawa para pelancong dari China dengan mengambil langkah preventif.
Dihubungi dari Manado, Senin (20/1/2020), Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Pariwisata Dino Gobel mengatakan, pemerintah baru saja membuka penerbangan langsung dari Hangzhou, China, ke Manado. Penerbangan sewa (charter) yang dilayani Lion Air itu mendarat pertama kali di Bandara Sam Ratulangi, Sabtu (18/1) lalu.
Pembukaan rute ini didahului kedatangan rombongan wisatawan mancanegara China dari Guiyang, Kamis (16/1), di Bandara Sam Ratulangi. Penerbangan sewaitu diisi maskapai lain, Citilink. Dino mengatakan, pada 1 Juli 2020 mendatang, akan dibuka pula penerbangan China Southern Airlines rute Guangzhou-Manado.
“Mengutip Pak Vinsensius Jemadu (Direktur Promosi Great China di Kementerian Pariwisata), penerbangan ini sudah pasti. Pemprov sudah siap. Kami semakin optimistis, target 400.000 wisatawan mancanegara pada 2023 semakin mungkin tercapai,” kata Dino.
Kedatangan wisatawan mancanegara ke Manado juga terus meningkat. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, sepanjang Januari-November 2019, tercatata kedatangan 118.844 orang. Terjadi peningkatan 4,93 persen dari 113.255 orang pada periode yang sama di 2018.
Jumlah wisatawan asal China pun mendominasi selama periode tersebut di 2019, yaitu 105.738 orang atau 88,9 persen dari semua kedatangan. Dino mengatakan, rata-rata wisatawan asal China menetap selama empat malam dengan pengeluaran rerata Rp 15 juta-Rp 25 juta.
Dino mengklaim, sektor pariwisata yang didominasi wisatawan China turut menekan angka kemiskinan. Pada September 2019, jumlah penduduk miskin menurun ke angka 188.600 orang, dari 191.700 orang pada Maret 2019. Pemerintah pun akan terus berusaha memikat wisatawan asal China ke Manado.
“Nanti 29 Januari, Kemenpar dan Pemprov Manado akan mengadakan acara imlek bersama. Kami menarget kedatangan 2.000 turis China,” katanya.
Kendati begitu, Dino menyadari adanya ancaman virus korona jenis baru yang mungkin dibawa wisatawan dari China. Virus itu kini terdaftar di GenBank sebagai 2019-nCoV. Virus itu diperkirakan menyebar dari pasar ikan Huanan di Kota Wuhan.
Pada Minggu (19/1), pemerintah China mengumumkan tambahan 17 orang yang terinfeksi virus korona tersebut. Hingga kini, jumlah kasus penyakit akibat virus itu mencapai 62 kasus. Terkait ini, Dino mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan (KKP), dan angkasa pura I sebagai pengelola Bandara Sam Ratulangi.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, masyarakat Manado dan Sulut tidak perlu panik dengan masuknya para wisman dari China. Sebab, angka kematian akibat virus itu tergolong rendah, hanya tiga kasus di China yang juga disebabkan penyakit kronis lainnya. Di Indonesia, belum ditemukan satu pun kasusnya.
Akan tetapi, untuk mencegah masuknya virus-virus itu, telah disediakan alat-alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) di Bandara Sam Ratulangi. “Petugas KKP akan menjaring para penumpang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celsius. Mereka akan dikarantina petugas,” kata Steaven.
Di samping itu, puskesmas dan rumah sakit di seluruh wilayah Sulut telah diminta untuk mewaspadai peningkatan kasus influenza. Jika terjadi peningkatan, tim dari dinas kesehatan Sulut akan turun untuk memverifikasi jensi virus yang diidap para penderita.
Petugas KKP akan menjaring para penumpang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celsius. Mereka akan dikarantina petugas. (dr Steaven Dandel)
“Kami juga sudah menyiapkan obat tamiflu (oseltamivir). Memang, belum ada laporan ilmiah soal efektivitasnya melawan virus korona. Tapi, masyarakat tidak perlu khawatir karena tingkat fatalitas virus itu rendah,” katanya.
Sementara itu, Manager Komunikasi dan Legal Bandara Sam Ratulangi Angga Maruli mengatakan, thermal scanner di area bandara telah bekerja. Bahan makanan yang dibawa penumpang juga akan diperiksa.
“Sisa makanan dan sampah dari pesawat akan dicegah keluar bandara. Semuanya akan dihancurkan di insinerator sampah bandara,” kata Angga.