Kesiapan Jalur Padang-Pulau Air Masuki Tahap Akhir
Proses reaktivasi jalur kereta api lama yang menghubungkan Stasiun Padang-Stasiun Pulau Air di Padang, Sumatera Barat, memasuki tahap akhir.
Oleh
yola sastra
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS - Proses reaktivasi jalur kereta api lama yang menghubungkan Stasiun Padang-Stasiun Pulau Air di Padang, Sumatera Barat, memasuki tahap akhir. Jalur yang terakhir beroperasi tahun 1977 itu sedang disiapkan untuk pengujian dan penilaian keamanan.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Sumbar Kementerian Perhubungan Suranto, Kamis (16/1/2020), mengatakan, proses pengerjaan reaktivasi dapat dikatakan sudah selesai. Sekarang, pekerja sedang merapikan pekerjaan untuk segera dimintakan pengujian dan penilaian keamanan terhadap jalur kereta, stasiun, dan jembatan.
Jika semuanya lancar, (jalur) akan dioperasikan paling cepat akhir Februari ini.
“Jika semuanya lancar, (jalur) akan dioperasikan paling cepat akhir Februari ini. Semua tergantung dari hasil uji dan safety assessment (penilaian keselamatan) serta kesiapan penyusunan regulasi untuk pengoperasian kereta api di jalur tersebut,” kata Suranto.
Pantauan pada Kamis siang, para pekerja tengah melakukan tahap akhir pekerjaan. Di perlintasan sebidang di Kelurahan Sawahan, Padang Timur, misalnya, sepuluh orang sedang menyetel ketinggian rel (angkat listring) dan merapikan batu di sekitar rel. Sementara itu, di sekitar Stasiun Pulau Air, puluhan pekerja sedang memasang ubin stasiun, membangun gerbang, mengecat pagar, dan menimbun rel dengan batu.
Panjang jalur Padang-Pulau Air sekitar 2,8 kilometer. Jalur itu melintasi Stasiun Padang di Kelurahan Sawahan Timur, Padang Timur; Stasiun Tarandam di Kelurahan Ganting Parak Gadang, Padang Timur; dan Stasiun Pulau Air, Kelurahan Pasa Gadang, Padang Selatan.
Suranto menjelaskan, pengerjaan reaktivasi dimulai sejak Juli 2019. Dalam upaya reaktivasi, balai antara lain mengganti rel lama ukuran kecil (R25/R33) bantalan besi dengan rel ukuran standar (R54) bantalan beton. Ada pula penggantian jembatan dan box culvert sesuai daya dukung kereta sekarang.
Kami membangun pagar di sepanjang rel untuk meningkatkan keselamatan orang sekitar dan perjalanan kereta api.
Balai membangun Stasiun Tarandam dan fasilitas pendukungnya. Balai juga memperbaiki Stasiun Pulau Air dan penambahan bangunan baru di sisi kiri dan kanan untuk memenuhi standar pelayanan minimum yang dibutuhkan penumpang, termasuk membangun peron.
“Kami membangun pagar di sepanjang rel untuk meningkatkan keselamatan orang sekitar dan perjalanan kereta api. Kami juga membangun palang pintu di perlintasan sebidang agar keselamatan pengguna kendaraan ataupun perjalanan kereta api lebih terjamin,” ujar Suranto.
Menurut Suranto, jalur kereta Padang-Pulau Air nantinya akan dilewati oleh Kereta Api (KA) Bandara atau Minangkabau Ekspres dan KA Sibinuang (Padang-Pariaman). Untuk tahap awal, jalur akan dilewati KA Bandara. Sementara itu, untuk perpanjangan KA Sibinuang ke Stasiun Pulau Air, masih menunggu persinyalan elektrik yang akan dikerjakan tahun ini.
Suranto melanjutkan, target penumpang pada jalur Padang-Pulau Air adalah komuter yang bekerja di sekitar stasiun ataupun para penumpang Padang-Kota Pariaman/Naras atau Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman. KA Sibinuang dan KA Lembah Anai (Padang Pariaman) sudah terintegrasi.
Jika dikemas dalam paket wisata, kata Suranto, kereta api dari Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman ke Pulau Air, yang masuk kawasan Kota Tua Padang, akan menjadi daya tarik wisatawan. Hal ini khususnya juga menarik bagi wisatawan yang akan menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai. Stasiun Pulau Air hanya berjarak 1-1,5 kilometer ke Pelabuhan Muaro dekat Sungai Batang Arau.
Wisatawan dapat menggunakan kereta api dari bandara ke Stasiun Pulau Air. Dari stasiun, wisatawan bisa menikmati wisata warisan cagar budaya Kota Tua Padang dan kuliner, Jembatan Siti Nurbaya, dan Gunung Padang sebelum ke Mentawai.
Menurut Suranto, jika prospek wisata ke Mentawai bagus dan sangat menjanjikan, tidak tertutup kemungkinan jalur kereta api bisa diteruskan sampai ke Pelabuhan Muaro yang cukup pendek. "Atau, pemda dapat membangunan dermaga sungai untuk kapal cepat ke Mentawai di lokasi dekat Stasiun Pulau Air,” ujarnya.
Mardian Fauzi (23), pengguna kereta api di Padang, menyambut baik adanya reaktivasi jalur kereta api Padang-Pulau Air. Kebijakan ini dapat menghidupkan wisata warisan cagar budaya Kota Tua Padang.
“Akses ke Kota Tua menjadi lebih mudah. Pengguna kereta api tidak harus dua kali naik kendaraan untuk menuju Kota Tua. Biasanya, setelah naik kereta, mesti menyambung dengan angkot atau ojek. Sekarang, bisa langsung,” kata Mardian, yang juga mahasiswa Universitas Bung Hatta ini.