Banjir Surut, Warga Cirebon Khawatir Banjir Susulan
Banjir yang melanda Kelurahan Kalijaga, Kota Cirebon, Jawa Barat, surut pada Selasa (14/1/2020) pagi. Namun, warga khawatir terjadi banjir susulan karena hujan deras masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
Oleh
abdullah fikri ashri
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Banjir yang melanda Kelurahan Kalijaga, Kota Cirebon, Jawa Barat, surut pada Selasa (14/1/2020) siang. Namun, warga khawatir terjadi banjir susulan karena hujan deras masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
Banjir dengan ketinggian 10 sentimeter hingga lebih dari 1 meter pada Senin (13/1/2020) malam itu kini menyisakan lumpur. Warga pun mulai membersihkan rumahnya. Perabotan rumah, seperti kursi, kasur, dan alat elektronik, dijemur di pekarangan.
Petugas Kantor Penanggulangan Bencana Daerah Kota Cirebon, Polri, TNI, pemadam kebakaran, dan satpol PP turut membantu warga. Menggunakan mobil pemadam kebakaran, petugas menyiram lumpur di Jalan Kalijaga dan mengangkut sampah serta ranting pepohonan sisa banjir.
”Meskipun banjir sudah surut, cuaca mendung lagi. Setiap tahun kalau musim hujan, di sini pasti banjir,” kata Yanto Tiyanto, Ketua RT 007 RW 002 Kalijaga, sambil menyerok lumpur di depan rumahnya.
Banjir yang merendam sekitar 200 rumah warga di Kalijaga berasal dari luapan Sungai Cikalong dan Sungai Kalijaga. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, empat warga sempat mengungsi ke rumah tetangga.
Menurut Yanto, banjir kali ini termasuk yang terparah setelah 2011. Sebab, banjir masuk ke rumah warga. Padahal, perumahan di daerah itu umumnya telah ditinggikan lebih dari 30 sentimeter. Adapun saluran drainase di daerah itu lebarnya sekitar 30 cm.
”Kami sudah sampaikan ke Pemerintah Kota Cirebon agar meninggikan tanggul sungai, tetapi belum ada hasilnya. Padahal, di sini pusaran air karena dikelilingi sungai,” ungkapnya.
Komandan Resor Militer 063/Sunan Gunung Jati Letnan Kolonel (Arh) Maryudi mengatakan, pihaknya tetap menyiagakan sekitar 50 personel di Kalijaga untuk membantu warga membersihkan sisa banjir. Posko bencana juga telah didirikan di depan perumahan Buana Residence.
”Kami siaga banjir sejak 3 Januari hingga 3 Februari,” katanya.
Kami sudah sampaikan ke Pemerintah Kota Cirebon agar meninggikan tanggul sungai, tetapi belum ada hasilnya. Padahal, di sini pusaran air karena dikelilingi sungai. (Yanto Tiyanto)
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis yang meninjau lokasi banjir mengatakan, pihaknya telah berupaya mengantisipasi bencana tersebut. ”Kami sudah mengeruk Sungai Kalijaga. Tetapi, untuk Sungai Cikalong ini wewenang BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Cimanuk-Cisanggarung. Kami sedang koordinasi,” katanya.
Menurut Azis, Kota Cirebon merupakan kawasan hilir dari sejumlah sungai yang berasal dari Kuningan. Jadi, ketika Kuningan hujan deras, Cirebon rentan banjir meski tidak diguyur hujan. Apalagi, sedimentasi setebal hingga 2 meter tampak di Sungai Kalijaga.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyin, mengatakan, hujan deras diprediksi masih berlangsung hingga Sabtu (18/1/2020) mendatang. Hujan deras dapat mencapai 50 sampai 100 milimeter per hari. Padahal, normalnya hanya 20 milimeter per hari.