Motif pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan, di Medan, Sumatera Utara, Senin (13/1/2020).
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Motif pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan, di Medan, Sumatera Utara, Senin (13/1/2020). Tersangka Zuraida Hanum (41) menyebut membunuh suaminya karena sakit hati. Jamaluddin disebut sering selingkuh dan membawa perempuan ke rumahnya sejak awal pernikahannya.
Rekonstruksi itu juga mengungkap bahwa Zuraida dan dua tersangka lain yakni Jefri Pratama (42) dan Reza Fahlevi (29) menyiapkan pembunuhan secara bersama-sama. Zuraida dan Jefri juga telah menjalin hubungan dan berencana menikah setelah Jamaluddin dibunuh. Sementara, Reza dan Jefri merupakan kakak beradik satu ayah beda ibu.
“Rekonstruksi hari ini berfokus mengungkap tahap perencanaan pembunuhan. Kami memperagakan 15 adegan di lima lokasi berbeda. Proses eksekusi dan pembuangan jenazah akan diperankan dalam rekonstruksi berbeda,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Andi Rian.
Rekonstruksi dimulai dari pertemuan Zuraida dengan Jefri di Kafe Every Day di Jalan Gagak Hitam/Ring Road, awal November 2019. Zuraida tampak mengenakan baju tahanan oranye, rok, dan sendal jepit. Ia menutupi wajahnya di balik polisi wanita yang mendampinginya. Sementara, Jefri datang dengan baju tahanan, celana pendek, dan tangan diborgol.
Rekonstruksi hari ini berfokus mengungkap tahap perencanaan pembunuhan. Kami memperagakan 15 adegan di lima lokasi berbeda. Proses eksekusi dan pembuangan jenazah akan diperankan dalam rekonstruksi berbeda, kata Andi Rian.
Kepada Jefri, Zuraida yang merupakan istri kedua korban menceritakan penderitaannya sejak menikah dengan Jamaluddin pada 2011. “Saya lagi hamil pun dia bawa perempuan ke rumah. Saya sudah mengadu ke keluarga, kakak kandungnya, dan adiknya, tetapi mereka tidak berdaya,” katanya.
Zuraida pun mengatakan, ia tidak berani menceraikan suaminya karena Jamaluddin menyebut jangan coba-coba meminta cerai karena malu sebagai hakim kalau bercerai sampai dua kali. “Sementara, dia terus menyakiti saya dengan perempuan-perempuannya,” ujarnya.
Jefri mengatakan, ia menyarankan agar Zuraida menggugat cerai suaminya. “Namun, Zuraida mengaku tidak bisa bercerai karena takut ibunya bisa meninggal jika tahu ia bercerai,” ucapnya.
Adegan penting lainnya adalah pertemuan ketiga pelaku untuk pertama kali di The Coffee Town, Jalan Ngumban Surbakti, Senin (25/11/2019). Mereka merencanakan detail pembunuhan di tempat itu. Zuraida datang bersama Jefri dengan mobil Toyota Camry BK 78 ZH milik Zuraida. Sementara, Reza datang kemudian. Dalam rekonstruksi itu, penyidik membacakan pembicaraan ketiga tersangka.
“Dik, Kak Hanum (Zuraida) ada masalah sama suaminya. Dia mau agar suaminya dibunuh,” kata penyidik kepolisian membacakan dialog antara Jefri dengan Reza.
Penyidik mengatakan, Zuraida menyampaikan rencana pernikahannya dengan Jefri dan menjanjikan uang Rp 100 juta kepada Reza. Zuraida juga berjanji membiayai ibadah umrah Jefri, Reza, ibu dari Reza dan Zuraida sendiri.
Zuraida juga menyampaikan detail rencana pembunuhan. Ia menyebut akan menjemput Jefri dan Reza pada Kamis (28/11) setelah magrib. Keduanya pun akan masuk ke rumah Zuraida dan menunggu di lantai tiga. Mereka diminta turun ke kamar Jamaluddin setelah dihubungi Zuraida. Zuraida menyebut tidak akan mengunci pintu kamar dan menyiapkan kain seprai di atas tempat tidur.
Karena sakit jantung
“Nanti satu orang membekap pakai kain, satu orang lagi pegang tangan dan badan, dan nanti aku menahan kakinya. Kita buat seakan-akan mati karena sakit jantung,” kata penyidik membacakan pembicaraan Zuraida.
Saat dikonfirmasi tentang kebenaran pembicaraan itu, Zuraida membenarkan. Namun, ia menyatakan tidak ada menjanjikan uang Rp 100 juta. “Maksud saya Rp 100 juta ini untuk umroh berempat,” kata Zuraida.
Namun, Jefri membantah Zuraida. “Yang saya tahu, dia berjanji memberikan uang kepada adik saya Rp 100 juta, lain dari biaya umroh,” kata Jefri.
Di The Coffee Town, Zuraida pun memerankan adegan saat ia menyerahkan uang Rp 2 juta kepada Reza untuk membeli perlengkapan seperti dua unit telepon seluler dan kartu sim, helm, masker, sarung tangan, sepatu serta jaket.
Adegan selanjutnya menggambarkan persiapan pembunuhan. Reza berperan membeli perlengkapan di Jalan Flamboyan dan Pasar Pajak Melati. Setelah itu, Jefri mengambil dua unit ponsel yang dibeli Reza. Satu di antaranya pun diserahkan kepada Zuraida dalam pertemuan di Vika Coffee Sinabung di Perumahan Mercy, Medan Johor, Kamis (28/11).
“Mereka sebenarnya mempunyai dua rencana pembunuhan. Yang mereka laksanakan ini rencana B. Nanti akan kami ungkap, apa sebenarnya rencana A mereka,” kata Andi.
Andi megatakan, rekonstruksi selanjutkan akan dimulai saat Zuraida menjembut Jefri dan Reza pada Kamis (28/11) sore, melakukan pembunuhan, dan membuang jenazah korban. Pembunuhan dilakukan pada Jumat dini hari. Jamaluddin ditemukan meninggal di mobilnya dalam kondisi mobil rangsek menabrak batang sawit di Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Jumat siang.