Galangan Kapal Pertama di NTT Serap Ribuan Pekerja
PT Industri Kapal Nusantara membangun galangan kapal perdana di Nusa Tenggara Timur guna mendukung industri pelayaran di provinsi kepulauan ini. Penyerapan tenaga kerja diproyeksikan sebanyak 4.000-5.000 orang.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
OELAMASI, KOMPAS — PT Industri Kapal Nusantara membangun galangan kapal perdana di Nusa Tenggara Timur guna mendukung industri pelayaran di provinsi kepulauan ini. Nilai investasi sebesar Rp 250 miliar-Rp 300 miliar dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.000-5.000 orang.
Seremoni peletakan batu pertama pembangunan industri galangan kapal itu dilakukan di Desa Pitay, Kecamatan Oelamasi, Kabupaten Kupang, NTT, Senin (13/1/2020). Turut hadir dalam acara itu Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Jenis industri galangan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan timur Indonesia.
Desa Pitay berjarak 72 kilometer dari Kota Kupang, ibu kota NTT. Di desa seluas 1,5 kilometer persegi itu, mata pencarian utama penduduknya adalah petani pada pertanian lahan kering dan nelayan. Perusahaan telah membebaskan lahan seluas 25 hektar di Desa Pitay untuk pembangunan galangan kapal itu.
Direktur Utama PT Industri Kapal Nusantara Askan Naim mengatakan, ini merupakan galangan kapal kelima yang mereka bangun di kawasan timur Indonesia setelah Makassar, Bitung, Ambon, dan Sorong.
”Khusus di NTT, kami fokus pada industri galangan kapal berbahan baja dan aluminium. Jenis industri galangan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan timur Indonesia,” ujarnya.
Askan menyebutkan, sebagai provinsi kepulauan, NTT sangat kaya dengan hasil laut. Namun, selama ini potensi itu belum dikelola secara optimal guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dia menambahkan, galangan kapal itu hadir untuk mendorong nelayan-nelayan lokal dengan keterampilan dan fasilitas penangkapan yang memadai. Kesejahteraan nelayan, termasuk nelayan tradisional, menjadi salah satu tujuan kehadiran industri itu di NTT.
Dari proyeksi penyerapan 4.000-5.000 karyawan, Askan mengatakan, sebanyak 85 persen merupakan penduduk lokal. Akan dibangun pula industri perikanan, pengolahan hasil perikanan, serta pelatihan keterampilan anak-anak muda di bidang las (welding).
Baca juga : Kawasan Industri Dorong Aktivitas Perdagangan
Menurut Askan, pada tahap pertama, dibangun infrastruktur dasar, seperti kantor utama, gudang utama, bengkel utama, dan alat-alat penarik kapal. Infrastruktur dasar ini diharapkan selesai dibangun pada April-Mei 2020 sehingga pada Juli-Agustus dapat dimulai kegiatan docking kapal perdana.
”Untuk menjaga kelancaran kegiatan pembangunan ini, pihak perusahaan berharap masyarakat turut mendukung, terutama pemilik lahan yang telah dibebaskan. Mari dukung kami agar pembangun berjalan lancar sesuai target,” ujar Askan.
Sementara itu, Viktor Laiskodat mengatakan, setiap investor yang datang ke NTT, termasuk PT Industri Kapal Nusantara, harus dijaga. Pengusaha harus nyaman dan betah untuk berinvestasi.
Selain dampak langsung dari penyerapan tenaga kerja, lanjut Viktor, kehadiran aktivitas industri ini juga dapat memunculkan efek domino ekonomi, seperti usaha warung makan, toko, kios, dan usaha-usaha kecil lain. Akan tetapi, ia meminta agar semua usaha ini harus dikelola badan usaha milik desa (BUMDes) setempat. Perusahaan membantu warga lokal untuk usaha-usaha ini.
Ia mengajak petani setempat menyiapkan sayur, buah-buahan, dan ternak ayam serta nelayan menyiapkan ikan segar. Rantai pasar di sekitar perusahaan perlu dibangun dengan dukungan perusahaan sehingga masyarakat Kabupaten Kupang benar-benar merasakan dampak positif dari kehadiran industri ini.
Pada kesempatan ini, Gubernur juga meminta pihak perusahaan menyiapkan dua kapal untuk nelayan NTT dengan kapasitas muatan 25 ton. Satu unit untuk nelayan di wilayah utara NTT, seperti Naikliu, Atapupu, Alor, dan Lembata. Satu unit lainnya bagi nelayan di wilayah selatan, yakni Sabtu, Rote, Waingapu, Waibubak, dan Labuan Bajo. Pihak perusahaan pun menyanggupi permintaan itu. Kapal tersebut bisa selesai dikerjakan pada 2021-2022.
Kepala Desa Pitay Fery Ndun mengatakan akan mendukung perusahaan ini. Ia telah mengumpulkan masyarakat, terutama pemilik lahan, agar selalu memberikan dukungan kepada perusahaan.
”Kami bangga dengan kehadiran perusahaan ini. Kami dukung. Lahan ini tidak digarap selama ini. Semua lahan sudah selesai dibebaskan dan disertifikasi oleh perusahaan,” tutur Fery.