Empat buah rumah di Desa Majatengah, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah terancam rusak akibat pergerakan tanah. Rekahan tanah sepanjang 200 meter muncul akibat hujan lebat sepekan terakhir.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS - Empat buah rumah di Desa Majatengah, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah terancam rusak akibat pergerakan tanah. Rekahan tanah sepanjang 200 meter muncul akibat hujan lebat sepekan terakhir.
"Sabtu malam hujan cukup lebat. Minggu pagi tadi warga menemukan rekahan tanah sekitar 200 meter dengan kedalaman 1 meter sampai 2 meter," kata Kepala Desa Majatengah Sarno Hudi, Minggu (12/1/2020) saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah.
Sarno menyampaikan, rekahan tanah terjadi di areal permukiman yang terletak di perbukitan dengan kontur tebing cukup terjal. "Rekahan tanah cukup panjang ke kawasan kebun yang ada di bagian bawah permukiman. Tanaman yang ditanam bermacam-macam seperti salak, albasia, dan kapulaga," tuturnya.
Menurut Sarno, rekahan tanah masuk ke dalam rumah warga di Dusun I, RT 02/RW 01. Empat rumah yang terdampak pergerakan tanah adalah milik Amal Ariyanto (28), Sukarso (75), Saryono (50), dan Siyamto (35). "Tiga buah rumah milik Sukarso, Siyamto, dan Saryono sudah mulai miring. Rumah mereka berupa papan, bukan dinding. Disarankan untuk pindah, tapi masih mencari lokasi," katanya.
Sabtu malam hujan cukup lebat. Minggu pagi tadi warga menemukan rekahan tanah sekitar 200 meter dengan kedalaman 1 meter sampai 2 meter, kata Sarno Hudi
Sarno menyebutkan, untuk penanganan darurat saat ini, rekahan tanah sudah ditimbun atau ditutup untuk mencegah masuknya air hujan yang berpotensi terus meresap ke dalam tanah sehingga menyebabkan rekahan melebar atau bahkan longsor. "Rekahan tanah ditimbun dengan tanah yang lembek," katanya.
Selain mengancam 4 rumah yang sudah mengalami rekahan di lantainya, pergerakan tanah juga berpotensi mengancam 5 buah rumah yang ada di sebelah atas keempat rumah tersebut. "Kami juga meminta warga untuk tetap waspada terutama saat hujan turun. Di sini belum ada EWS, jika ada potensi longsor, kami komunikasi pakai kentongan," tuturnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo menyampaikan, pihak BPBD telah datang ke lokasi untuk memantau perkembangan rekahan tanah serta mempertimbangan langkah penanggulangan. “Tim sudah datang ke lokasi dan berkoordinasi dengan pemerintah desa,” tutur Andri.
Merusak akses warga
Andri juga mengatakan, selain mengancam rumah warga, rekahan tanah juga merusak akses warga berupa jalan di gang yang retak-retak sepanjang 200 meter. “Lahan pertanian sekitar 20 hektar terancam longsor,” tuturnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Arif Rahman sebelumnya menyampaikan, pihaknya telah membuat surat edaran kepada para camat untuk mengantisipasi rekahan tanah yang ada di masing-masing wilayahnya. “Jika hujan lebat dalam waktu 2-3 jam, harus diwaspadai potensi longsor. Apalagi jika muncul aliran air berwarna kecokelatan dari atas,” kata Arif.
Longsor wilayah Banjarnegara sepanjang 2020 sedikitnya sudah melanda 22 lokasi terutama di wilayah utara seperti Kecamatan Karangkobar, Wanayasa, dan Pejawaran. Sebagian besar longsor menyebabkan akses jalan kabupaten dan provinsi sempat tertimbun longsor dan membuat kemacetan. Kewasapadaan longsor masih ditingkatkan mengingat cuaca ekstrim diprediksi terjadi hingga Februari nanti.