Kelompok kriminal bersenjata kembali menyerang aparat keamanan di Lapangan Terbang Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (11/1/2020). Satu personel Brimob Polda Maluku yang ditugaskan di Nduga tertembak di bagian paha.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata kembali menyerang aparat keamanan di Lapangan Terbang Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (11/1/2020). Akibatnya, satu personel Brigade Mobil asal Polda Maluku yang ditugaskan di Nduga, yakni Bharatu Luki Darmadi, terkena tembakan di paha.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, saat dihubungi Kompas dari Jayapura, membenarkan insiden penembakan satu anggota Brimob di lapangan terbang Kenyam tersebut.
Ia menuturkan, insiden itu terjadi pukul 06.35 WIT. Korban tertembak ketika sedang membersihkan sampah bersama rekan-rekannya di ujung lapangan terbang Kenyam.
”Kondisi Luki baik-baik saja. Tim kami di lapangan telah mengevakuasinya ke Timika. Saat ini dia masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Mitra Masyarakat,” tutur Paulus.
Ia menyatakan, Luki akan diterbangkan ke Jakarta pada Minggu (12/1/2020) untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih baik lagi.
Paulus menegaskan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) Egianus Kogoya kembali berada di balik aksi penembakan anggota Brimob di Lapter Kenyam. Ia menilai, sikap Egianus ingin menunjukkan tidak ada dialog untuk mengatasi konflik senjata antara KKB dan aparat keamanan yang terjadi selama ini.
Egianus yang masih berusia muda merupakan anak dari Daniel Kogoya. Daniel merupakan salah satu tokoh bersama Kely Kwalik yang menyandera 26 peneliti Taman Nasional Lorentz pada 8 Januari 1996 di Distrik Mapenduma.
Kelompok Egianus Kogoya terlibat dalam insiden penembakan 28 pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Sebanyak 17 orang meninggal, 7 orang selamat, dan 4 orang belum ditemukan hingga kini.
”Hanya ada pendekatan hukum untuk menghadapi kelompok Egianus. Saya telah memerintahkan untuk menangkap Egianus dalam kondisi hidup atau mati secepatnya,” ujar mantan Kepala Polda Sumatera Utara ini.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Seby Sambom, saat dihubungi Kompas, mengakui, pihaknya terlibat dalam insiden penembakan satu anggota Brimob di Lapter Nduga.
”Serangan di Lapter Nduga hanyalah permulaan. Egianus akan menyerang aparat yang berada di pusat kota Kenyam dalam waktu dekat,” kata Seby.
Data Polda Papua, korban meninggal akibat serangan kelompok kriminal bersenjata meliputi 8 korban jiwa dari TNI, 2 korban jiwa dari Polri, dan 10 korban jiwa adalah warga sipil.
Sepanjang tahun 2019 terdapat 23 kasus kelompok kriminal bersenjata di wilayah hukum Polres Puncak Jaya, Polres Jayawijaya, Polres Mimika, dan Polres Paniai.