Ratusan Warga Korban Banjir Jawa Tengah Masih Mengungsi
Hingga Jumat (10/1/2020), ratusan warga Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih mengungsi karena tempat tinggal mereka terendam banjir. Sementara lainnya memilih mengungsi di tetangga.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS - Hingga Jumat (10/1/2020) sore, ratusan warga Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih mengungsi karena tempat tinggal mereka terendam banjir. Selain itu, ada juga warga lainnya memilih mengungsi di tetangga dan dekat tanggul.
Banjir terjadi di Desa Trimulyo pada Kamis (9/1) sekitar pukul 10.00. Penyebabnya, tanggul Sungai Tuntang yang jebol. Lebih dari 2.500 jiwa terdampak akibat peristiwa itu. Hingga Jumat sore, sebanyak 182 jiwa masih mengungsi di kantor Kecamatan Guntur. Sedangkan warga lainnya mengungsi di keluarga, tetangga, dan dekat tanggul.
"Kejadiannya sangat cepat, tetapi beberapa barang masih bisa diselamatkan. Yang penting selamat dan tinggal di tempat pengungsian yang aman. Air paling tinggi hingga 120 sentimeter kemarin (Kamis) malam. Sekarang sudah surut, paling tinggi sekitar 50 cm," kata salah seorang warga, Kosim (43).
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Demak Suprapto mengatakan, tim gabungan telah berusaha memperbaiki tanggul jebol sepanjang 13 meter. "Alat berat sudah turun untuk penanganan sementara agar air sungai tak mengalir ke pemukiman," katanya.
Suprapto menambahkan, pengungsian terpusat di kantor Kecamatan Guntur. Namun, pos kesehatan, logistik, dan dapur umum juga disediakan di Balai Desa Trimulyo. Hingga Jumat, pihaknya masih menyediakan lebih dari 2.500 porsi untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel menuturkan, TNI, Polri, BPBD Demak, dan sejumlah instansi lainnya memastikan kebutuhan para pengungsi terpenuhi. Termasuk di antaranya sarana kesehatan, kedokteran, dan psikolog untuk penyembuhan trauma.
“Bantuan seperti selimut, tikar, makanan disiapkan. Juga ada tenaga dokter dan psikolog Polda Jateng, tadi dipimpin langsung Kabid Dokkes Polda Jateng. Kami bersama TNI, Polri, BPBD, dan lainnya akan terus mengamankan. Sementara tanggul jebol akan ditangani Pemprov,” katanya.
Alat berat sudah turun untuk penanganan sementara agar air sungai tak mengalir ke pemukiman. (Suprapto)
Di Kabupaten Jepara, banjir bandang terjadi di Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo, pada Jumat pukul 07.30, yang menyebabkan genangan 60 cm-150 cm. Sebanyak 73 keluarga terdampak. Namun, pada pukul 10.00, banjir surut dan warga membersihkan sisa-sisa lumpur.
Kepala Pelaksana BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, mengatakan, peristiwa itu diawali hujan yang pukul 06.00. “Lokasinya titik pertemuan antara dua sungai, dari arah Kecamatan Keling (Jepara) dan Kabupaten Pati. Tak mampu menampung, air meluap,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya mengirim satu perahu karet ke Sumberejo, guna mengantisipasi apabila terjadi lagi banjir dan dalam jangka waktu lebih lama. Untuk penanganan permanen, sudah diajukan pembuatan sodetan pada areal sungai di desa tersebut kepada Pemprov Jateng.
Sementara itu, banjir di sejumlah daerah di Grobogan, Jateng, juga berangsur surut. Sutrisno ( 36), warga Desa Rowosari, Kecamatan Gubug, yang sempat terbawa arus air di areal persawahan pada Kamis (9/1), ditemukan Jumat pukul 06.00, dalam kondisi meninggal.
Kepala Badan SAR Nasional Jateng Aris Sofingi mengatakan, Sutrisno ditemukan Jumat pukul 06.00, saat air mulai surut dari kondisi sebelumnya. “Korban ditemukan warga, masih di sekitar lokasi kejadian. Saat ditemukan, korban dalam posisi mengambang," katanya.