Rambu peringatan longsor dan spanduk berisi imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi pengendara disiapkan di jalur rawan longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Rambu peringatan longsor dan spanduk berisi imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi pengendara disiapkan di jalur rawan longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Sepanjang 2020 ini, di Banjarnegara terjadi longsor di 22 titik dan menimbun sejumlah ruas jalan.
”Kami akan menyurvei beberapa titik di Karangkobar yang rawan longsor, ada sekitar lima titik yang akan dipasangi spanduk,” kata Camat Karangkobar Waris Puji Rahayu, Jumat (10/1/2020), saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Wilayah Kecamatan Karangkobar didominasi perbukitan dan jalurnya banyak berupa tanjakan dan tikungan dengan tebing terjal di sekitarnya. ”Tanahnya gembur karena banyak ditanami salak. Ada pepohonan keras, seperti albasia, tapi tidak banyak,” tutur Waris.
Longsor di wilayah ini terjadi pada Kamis (9/1/2020) pagi di Desa Slatri sehingga jalan provinsi tertutup dan arus lalu lintas dialihkan melalu jalur alternatif. ”Kami sudah membuat surat edaran kepada para kepala desa untuk mengantisipasi tanah longsor. Jika ada rekahan tanah, perangkat desa diminta untuk melapor,” tuturnya.
”Kami akan menyurvei beberapa titik di Karangkobar yang rawan longsor, ada sekitar lima titik yang akan dipasangi spanduk,” kata Waris Puji Rahayu.
Perlu hati-hati
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Arif Rahman menyebutkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan camat dan kepolisian untuk memasang rambu serta spanduk agar para pengguna jalan berhati-hati melintasi daerah rawan longsor. ”Jika hujan lebat dalam waktu 2-3 jam, harus diwaspadai potensi longsor. Apalagi, jika muncul aliran air berwarna kecokelatan dari atas,” kata Arif.
Arif menyampaikan, warga diminta mengenali tanda-tanda sebelum longsor terjadi dan mewaspadainya. ”Jika melintas di daerah rawan longsor, jangan berlindung di dekat tebing. Carilah tempat yang aman dan terbuka. Perhatikan juga jika melihat pepohonan miring atau ada suara gemuruh,” tuturnya.
Selain di Slatri, longsor juga menutup jalan di tanjakan Sikelir, Kecamatan Wanayasa, Rabu (8/1/2020) malam, sehingga menimbun jalan provinsi yang menghubungkan Wanayasa ke Dieng. Sejumlah alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor yang berupa tanah, batu, dan juga pohon.
Pada Kamis lalu, longsor yang menutup jalan juga terjadi di Desa Condong, Pejawaran, Banjarnegara. ”Hari ini proses pembersihan jalan masih berlangsung,” kata Camat Pejawaran Aswan.
Berdasarkan data BPBD Banjarnegara, selain di Slatri, Sikelir, dan Desa Condong, longsor sepanjang 2020 ini juga terjadi Desa Binangun, Ambal, Leksana (Karangkobar), Sumberejo (Pejawaran), Desa Kalisat (Kalibening), dan Princingan (Batur). ”Ada empat alat berat yang disiagakan baik dari BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, dan juga CSR perusahaan,” kata Arif.