Pencarian Bocah Hanyut Diperluas hingga Pesisir Teluk Lampung
Tim SAR gabungan, Rabu (8/1/2020) sore belum menemukan Akbar (11), bocah yang terjatuh dan terseret arus di saluran air dekat rumahnya di Kelurahan Kupang Teba, Bandar Lampung. Pencarian diperluas hingga area pantai.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - Tim SAR gabungan, hingga Rabu (8/1/2020) sore belum menemukan Akbar (11), bocah yang terjatuh dan terseret arus di saluran air dekat rumahnya di Kelurahan Kupang Teba, Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, Lampung. Pencarian diperluas hingga daerah muara dan pesisir pantai Teluk Lampung.
Berdasarkan pantauan, sekitar 50 orang tim SAR gabungan dari komunitas SAR, TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih menyusuri kawasan Pantai Gunung Kunyit di Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung. Masyarakat dan nelayan sekitar juga turut membantu mencari korban menggunakan perahu.
Cuaca di sekitar lokasi pencarian mendung, tapi hujan belum turun. Kondisi laut juga cukup tenang hingga memungkinkan petugas mencari dengan perahu karet.
Ketua tim penyelamatan dari Kepolisian Air dan Udara Polda Lampung Inspektur Dua Joko mengatakan, empat perahu karet dikerahkan untuk menyisir laut sejauh sekitar 1,6 kilometer. Lokasi pencarian difokuskan di daerah muara sungai hingga perairan Pantai Gunung Kunyit. Pasalnya, korban diduga terbawa arus sungai hingga ke muara.
Tim SAR gabungan belum dapat memastikan kondisi Akbar selamat atau meninggal. ”Korban hanyut dan belum ditemukan sehingga tidak bisa dinyatakan kondisinya,” kata Joko.
Operasi pencarian dan penyelamatan akan terus dilaksanakan hingga sepekan ke depan dengan target menemukan korban. Operasi pada Rabu akan berlangsung hingga malam hari dengan syarat kondisi cuaca cerah dan gelombang laut tenang. Jika cuaca buruk dan gelombang tinggi, operasi dihentikan sementara demi keselamatan tim SAR.
Sebelumnya diberitakan, Akbar (11), warga Kelurahan Kupang Teba, Kecamatan Teluk Betung Utara, hanyut di saluran air dekat rumahnya, Selasa (7/1). Korban terpeleset hingga tercebur ke saluran air saat bermain air hujan. Di saat bersamaan, hujan deras membuat debit saluran air naik hingga bocah laki-laki itu terseret arus dan diduga hanyut terbawa arus sungai ke muara.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bandar Lampung Sutarno mengatakan, anak-anak rentan terpeleset dan tercebur di saluran air yang cukup dalam saat bermain air hujan tanpa pengawasan orangtua. Saat musim hujan, pihaknya kerap menerima laporan anak hanyut di saluran air atau sungai di Bandar Lampung.
Bahkan, tiga tahun terakhir, tercatat tiga anak meninggal karena tercebur ke saluran air dan terseret arus. Untuk itu, Sutarno mengimbau masyarakat meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya saat bermain di luar rumah terlebih pada musim hujan.
Pasalnya, cuaca ekstrem membuat intensitas hujan dapat mencapai lebih dari 100 mililiter per hari. Kondisi itu bisa membuat drainase dan sungai meluap hingga membahayakan anak-anak.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Lampung memprediksi, hujan deras disertai angin kencang masih berpotensi melanda wilayah Lampung hingga dua hari ke depan. Hujan deras rentan terjadi pada sore hingga malam hari. Warga diimbau waspada terhadap pohon tumpang, petir, dan banjir.