Tiga kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang letaknya berada di sekitar pegunungan Kendeng Utara, yakni Sukolilo, Kayen, dan Tambakromo, dilanda banjir bandang pada Senin (6/1/2020) malam.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
PATI, KOMPAS — Tiga kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang terletak di sekitar pegunungan Kendeng Utara, yakni Sukolilo, Kayen, dan Tambakromo, dilanda banjir bandang pada Senin (6/1/2020) malam. Ketinggian air berkisar 20-30 sentimeter dan surut dalam waktu tiga jam.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Konstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Mirza Nur Hidayat, dihubungi dari Semarang, Selasa (7/1/2020), mengatakan, banjir tak parah meski sempat menggenangi jalan. ”Air masuk sekitar pukul 20.30, tetapi pukul 23.00 sudah surut, tak ada genangan. Ini banjir tahunan, setiap musim hujan,” katanya.
Mirza menuturkan, pihaknya menyiapkan alat bantu kedaruratan, seperti karung berisi tanah penahan banjir dan bahan makanan. Namun, untuk jangka panjang, reboisasi di hulu Kendeng Utara harus dilakukan mengingat pegunungan itu gundul dan ditanami tanaman semusim.
Sekretaris Kecamatan Sukolilo Imam mengatakan, banjir luapan sungai antara lain terjadi di sekitar pertigaan Pasar Sukolilo. Genangan kerap terjadi saat musim hujan dan menghambat lalu lintas. ”Namun, tak lama setelah banjir langsung surut dan normal kembali. Insya Allah aman,” katanya.
Imam menambahkan, pihaknya terus mengimbau setiap kepala desa untuk meningkatkan kewaspadaan akan bencana. Warga pun diminta tak membuang sampah ke kali serta menggunakan daerah sekitar aliran sungai untuk pembangunan.
Pada Minggu (5/1/2020), banjir juga terjadi di Kecamatan Margoyoso, Pati, akibat jebolnya tanggul Sungai Tunjungrejo. ”Namun, sudah tertangani dan tanggul sudah ditutup. Hanya, memang masih ada sisa lumpur yang masih menggenang, karena ketinggiannya sampai 30 cm,” ujar Mirza.
Antisipasi di Semarang
Di Kota Semarang, seiring intensitas hujan yang terus meningkat, pemerintah kota melakukan antisipasi dengan memantau sejumlah titik rawan banjir dan longsor, di antaranya Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara, Gunungpati, Ngaliyan, dan Tembalang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Semarang Wahyudi Harso menuturkan, posko kebencanaan disiapkan selama musim hujan. ”Tim yang terbagi dalam tiga shift terus memantau. Saat terjadi bencana, tim langsung turun ke lokasi,” kata Wahyudi.
Kepala BPBD Kota Semarang A Rudianto menambahkan, anggaran kebencanaan yang disiapkan sekitar Rp 6 miliar. Itu termasuk untuk pembentukan Kelurahan Siaga Bencana (KSB). Saat ini, sudah terbentuk 50 KSB dan akan ditambah delapan lagi pada 2020.
”KSB ini berisi sukarelawan yang dibekali berbagai ilmu sehingga siaga saat terjadi bencana. Bersama KSB, kami juga terus melakukan mitigasi dengan mendorong masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai karena dapat menyebabkan banjir,” ucap Rudianto.