Suami Istri di Surabaya Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
Suami istri tewas tertimpa pohon tumbang saat hujan deras dan angin kencang, Senin (6/1/2020) selepas pukul 17.00 WIB, di Jalan Johar, Surabaya, Jawa Timur.
Oleh
IQBAL BASYARI/AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Suami istri tewas tertimpa pohon tumbang saat hujan deras dan angin kencang, Senin (6/1/2020) selepas pukul 17.00 WIB, di Jalan Johar, Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Kepolisian Sektor Bubutan Ajun Komisaris Ari Galang Saputra mengungkapkan, korban tewas adalah Tan Tiong Tjing (49) dan Elisa (47). Pasangan ini tertimpa pohon sonokeling saat sedang bersepeda motor melintasi Jalan Johar saat hujan disertai angin sore tadi.
Jenazah sudah dibawa ke RSUD Dr Soetomo, ujar Ari Galang
Menurut keterangan tim penyidik, suami istri itu mengendarai sepeda motor Honda Beat. Dalam kondisi hujan disertai angin, mereka tetap berkendara dan memakai mantol. Di Jalan Johar, mereka tertimpa pohon sonokeling yang tumbang. Mereka tewas seketika.
“Jenazah sudah dibawa ke RSUD Dr Soetomo,” ujar Ari Galang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Eddy Christijanto menambahkan, hujan disertai angin mulai menerpa Kota Pahlawan tersebut selepas pukul 16.30 WIB. Naas, bagi pasangan Tan Tiong dan Elisa yang tertimpa pohon tumbang dan tewas.
Hujan disertai angin, sore tadi, juga membuat pohon-pohon tumbang di 44 lokasi. Padahal, kondisi serupa pada kemarin sore, pohon tumbang ada di 68 lokasi. Selain itu, tiang listrik jaringan tegangan menengah juga roboh atau setidaknya miring sehingga membuat PLN terpaksa menempuh pemadaman listrik.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengingatkan, cuaca ekstrem terutama hujan deras dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga sepekan mendatang. Cuaca ekstrem yang dalam dua hari terakhir terjadi pada sore hari sesuai prediksi BMKG.
Ini terjadi terkait dengan keberadaan pola tekanan rendah di Samudra Hindia. Ada pertemuan angin dan konvergensi di selatan Jatim sehingga terindikasi penguapan air meningkat untuk kemudian menjadi hujan termasuk di Surabaya yang merupakan ibu kota provinsi tersebut.
BMKG mengingatkan hujan deras dan angin kencang yang berpotensi terjadi dalam sepekan mendatang patut diwaspadai. Kondisi itu bisa mendorong terjadinya banjir, tanah longsor, banjir bandang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat berkunjung ke Redaksi Kompas Biro Surabaya, Senin sore menyatakan, rasa duka yang mendalam akibat kematian dua warga karena tertimpa pohon tumbang.
Padahal, dua bulan sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya melaksanakan program perantingan atau pemangkasan pohon-pohon di seluruh wilayah yang berpotensi patah dan jatuh dahannya atau tumbang.
“Sudah saatnya pohon-pohon yang potensi roboh itu bukan sekadar dipangkas melainkan diganti dengan penanaman jenis baru yang lebih kuat,” kata Whisnu.
Ancaman
Dalam konteks Jatim, menurut pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bencana hidrometeorologi antara lain banjir, tanah longsor, tanah gerak, puting beliung, dan pohon tumbang mendominasi kemalapetakaan sepanjang tahun lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Subhan Wahyudiono yang dihubungi secara terpisah, Senin sore mengungkapkan, setahun lalu tercatat terjadi 459 peristiwa kebencanaan. Angin kencang di urutan pertama dengan 209 kejadian. Selanjutnya, banjir (115 peristiwa), kebakaran hutan dan lahan (87 kejadian), dan tanah longsor (34 peristiwa).
Masih menurut catatan BPBD, bencana setahun terakhir mengakibatkan kerusakan pada hampir 13.000 bangunan pribadi dan fasilitas umum. Yang mengenaskan, bencana alam mengakibatkan kematian 15 orang dan melukai 64 jiwa. Sebanyak 2.300 jiwa terpaksa sempat mengungsi. Jatim punya potensi diserang 11 jenis bencana alam, 1 bencana likuefaksi, dan 1 bencana non alam.