Hingga Senin (6/1/2020) dilaporkan sekitar 500 rumah rusak akibat diterjang angin kencang yang terjadi hampir bersamaan di sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan.
Oleh
RENY SRI AYU
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hingga Senin (6/1/2020) dilaporkan sekitar 500 rumah rusak akibat diterjang angin kencang yang terjadi hampir bersamaan di sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Pagi ini warga yang rumahnya rusak berat mengungsi ke rumah kerabat atau rumah ibadah.
Angin kencang dan angin puting beliung terjadi sepanjang Minggu (5/1/2929) sore hingga malam. Angin kencang juga disertai hujan deras. Tak hanya merusak rumah, pohon-pohon hingga tiang listrik juga tumbang.
Informasi yang diperoleh Kompas pada Senin pagi, angin puting beliung terparah terjadi di Kabupaten Sidrap yang merusak 143 rumah. Sementara di Pangkep sebanyak 106 rumah rusak, Pinrang (121), Wajo (100), Soppeng (64) Maros (11), dan beberapa kabupaten lain, seperti Jeneponto dan Takalar.
”Sampai pagi ini teman-teman masih turun mendata. Masih ada kecamatan yang belum terdata. Kemungkinan jumlah rumah rusak masih akan bertambah. Dampak angin puting beliung kemarin merata di 11 kecamatan dan 106 desa. Artinya, setiap di kecamatan atau desa ada kerusakan,” kata Kepala Pusat Pengedalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidrap Rahmawaty Nur.
Menurut Rahmawaty, walau kejadian berlangsung pada Minggu petang, pendataan tak bisa langsung dilakukan karena listrik padam dan angin kencang disertai hujan deras berlangsung hingga tengah malam.
Sementara di Kabupaten Pangkep, koordinasi dan penyaluran bantuan agak terhambat karena lokasi yang terkena angin puting beliung berada di Pulau Liukang Kalmas, salah satu pulau terjauh dari Pangkep dan berbatasan dengan Kalimantan. Pelayaran ke pulau ini rata-rata ditempuh 16 jam dari Pelabuhan Paotere, Makassar. Pangkep adalah kabupaten yang lebih setengah wilayahnya berada di perairan.
Pendataan tak bisa langsung dilakukan karena listrik padam dan angin kencang disertai hujan deras berlangsung hingga tengah malam. (Rahmawaty Nur)
”Kami masih memaksimalkan komunikasi dengan petugas dan warga di pulau. Selain itu, berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk penyaluran bantuan. Lokasinya terbilang jauh dan kondisi cuaca saat ini masih kurang bagus. Saat ini warga mengungsi ke rumah kerabat dan tetangga dan sebagian ke masjid,” kata Pelaksana Tugas BPBD Pangkep Kallang Ambo Dalle.
Selain di pulau, beberapa rumah di daratan Kabupaten Pangkep juga rusak. Sejumlah tiang listrik dan pohon bertumbangan. Pohon-pohon tumbang juga terjadi di Kabupaten Enrekang, Toraja, Bulukumba, Bantaeng, Parepare, dan beberapa kabupaten lain.
Terkait kondisi cuaca, pihak BMKG Sulsel mengeluarkan peringatan untuk mewaspadai angin kencang dan gelombang tinggi. Saat ini kecepatan angin barat-barat laut diprediksi 10-45 km per jam. Warga juga diminta mewaspadai potensi angin kencang di pesisir barat dan selatan wilayah Sulawesi Selatan.
Adapun gelombang setinggi 1,25-2,5 meter terjadi di perairan Pare-Pare, perairan Spermonde Pangkep bagian barat, perairan Spermonde Pangkep, perairan Spermonde Makassar bagian barat, perairan Spermonde Makassar, Teluk Bone bagian selatan, dan Laut Flores bagian utara.
Sementara gelombang setinggi 2,5-4 meter terjadi di Selat Makassar bagian selatan, perairan Barat Kepulauan Selayar, perairan Sabalana, perairan timur Kepuluan Selayar, Laut Flores Bagian Barat, Perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa Bagian Utara, Perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa bagian selatan dan Laut Flores bagian timur.