Gajah Way Kambas Dikerahkan untuk Tekan Konflik di Bukit Barisan Selatan
Gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, dikerahkan untuk ikut mengatasi konflik gajah dan manusia di Desa Pemerihan, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Lima gajah dari Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, dikerahkan untuk ikut meminimalkan konflik gajah dan manusia di Desa Pemerihan, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Gajah-gajah itu diharapkan mampu menggiring kawanan gajah liar di perkampungan warga kembali ke dalam kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas Subakir mengatakan, lima gajah itu ditugaskan membantu masyarakat meredam konflik. Gajah patroli tersebut akan dilibatkan dalam Elephant Patrol Team. ”Gajah itu bertugas menggiring gajah liar yang keluar dari kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,” ujar Subakir saat dihubungi dari Bandar Lampung, Minggu (5/1/2020).
Konflik kerap terjadi antara gajah liar dan warga yang tinggal berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Gajah biasanya mengincar tanaman jagung, pisang, dan pepaya yang ditanam warga setempat. Akibatnya, setiap malam, warga harus bergantian menjaga kebun agar tidak dirusak gajah. Penghalauan gajah biasanya dilakukan menggunakan petasan.
Kepala Desa Pemerihan Cahyadi menuturkan, dua gajah betina dan tiga gajah jantan tiba di Pemerihan sejak Senin (30/12/2019). Warga senang menyambut kehadiran gajah patroli dari Way Kambas yang diharapkan dapat membantu meredam konflik. Warga bahkan mengumpulkan rumput secara swadaya untuk pakan gajah.
Warga senang menyambut kehadiran gajah patroli dari Way Kambas yang diharapkan dapat membantu meredam konflik. Mereka bahkan mengumpulkan rumput secara swadaya untuk pakan gajah.
Saat ini, gajah patroli dari Way Kambas masih berada di bawah pengawasan pawang gajah. Sebanyak 10 warga desa dilibatkan menjadi pawang. Satu gajah akan dijaga dua pawang gajah. ”Mereka ini adalah warga yang selama ini turut aktif menggiring gajah liar,” ujar Cahyadi.
Sebagai tahap awal, gajah masih harus diperkenalkan dengan kondisi lingkungan sekitar. Kondisi jelajah gajah di Pemerihan berbeda dengan alam di Way Kambas. Selain jalan yang terjal dan berbukit, banyak satwa, seperti siamang dan burung, di dalam hutan.