Tingkat Pencemaran Udara di Yogyakarta Meningkat Saat Libur Panjang
Tingkat pencemaran udara di Yogyakarta meningkat selama masa liburan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Penyebabnya, tingginya jumlah kendaraan bermotor di Yogyakarta saat masa libur itu.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Kemacetan yang terjadi di Jalan Juminahan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Kamis (2/1/2020). Sebagian besar kendaraan itu diperkirakan hendak menuju Jalan Malioboro yang menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan. Jarak lokasi itu dengan Jalan Malioboro hanya sekitar 2 kilometer.
YOGYAKARTA, KOMPAS — Tingkat pencemaran udara di Kota Yogyakarta meningkat selama masa liburan Natal dan Tahun Baru 2020. Hal itu dipicu tingginya jumlah kendaraan bermotor di Yogyakarta saat masa libur itu.
Salah satu indikator polutan yang mengalami peningkatan adalah karbon monoksida (CO) yang terpantau alat pengukur Air Quality Measurement System, di Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Alat itu mampu mengukur kadar pencemaran udara dalam radius mencapai 5 kilometer.
Waktu pencemaran CO tertinggi tercatat pada 25 September 2019. Pukul 21.00, tercatat kadar CO di udara mencapai 27.000 mikrogram per meter kubik. Data juga mencatat pada perayaan malam pergantian tahun, 31 Desember 2019, pukul 23.00, kandungan CO mencapai 22.000 mikrogram per meter kubik. Kadar CO berangsur turun menjadi 17.000 mikrogram per meter kubik pada pukul 01.30, 1 Januari 2020.
Ambang batas baku mutu kandungan CO di udara 30.000 mikrogram per meter kubik. Jika kandungannya melebihi angka itu, dapat dikatakan kondisi udara sudah tercemar dan berbahaya.
Kepala UPT Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Sutomo menunjukkan kadar karbon monoksida (CO) dalam hari-hari selain liburan di Kota Yogyakarta saat ditemui di kantornya, Yogyakarta, Kamis (2/1/2020).
Kepala UPT Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Sutomo saat ditemui di kantornya, Kamis (2/1/2020), mengatakan, sepanjang masa libur Natal dan Tahun Baru 2020, kandungan CO berada pada tingkatan tertinggi pada malam hari. Rata-rata puncak tertingginya terjadi mulai pukul 21.00.
”Dari temuan-temuan itu tadi memang masih di bawah batas baku mutu. Namun, tetap perlu diwaspadai karena terjadi peningkatan drastis dibandingkan dengan hari biasa,” kata Sutomo.
Sutomo menyampaikan, pada hari biasa, angka rata-rata harian CO lebih kurang 1.500-3.000 mikrogram per meter kubik. Kandungan CO paling tinggi saat terjadi kepadatan kendaraan juga hanya mencapai 6.000 mikrogram per meter kubik. Bahkan, kadar CO bisa tercatat 0 mikrogram pukul 00.00-05.00 di hari biasa.
”Harus segera dilakukan langkah mitigasi. Paling efektif pembatasan kendaraan. Intinya, menekan jumlah kendaraan bermotor pribadi. Itu bisa dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan angkutan umum atau transportasi publik,” ungkap Sutomo.
Harus segera dilakukan langkah mitigasi. Paling efektif pembatasan kendaraan. Intinya, menekan jumlah kendaraan bermotor pribadi. Itu bisa dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan angkutan umum atau transportasi publik. (Sutomo)
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Jalan Malioboro yang tampak lengang di Yogyakarta, Kamis (2/1/2020). Kepadatan lalu lintas di jalan tersebut sangat tinggi saat liburan Natal dan Tahun Baru 2020.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho menyatakan, masyarakat masih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan angkutan umum. Tidak heran jika ditemukan catatan tingginya kandungan CO. Salah satu titik paling padat ada di Malioboro. Pada masa liburan, hampir setiap hari kawasan itu berjubel kendaraan bermotor. Kemacetan bisa terjadi sepanjang hari.
Menurut Agus, angkutan umum bisa menjadi solusi. Kota Yogyakarta mempunyai layanan Trans-Jogja yang bisa dioptimalkan wisatawan mengakses tempat-tempat wisata.
Tahun lalu, akses bus wisata memasuki Malioboro mulai dibatasi. Pemerintah Kota Yogyakarta membuat dua lahan parkir temporer, di Gedung Olahraga Amongrogo dan Kebun Binatang Gembiraloka, pada Sabtu-Minggu, selama libur Natal dan Tahun Baru 2020. Bagi wisatawan yang ingin mengakses Malioboro bisa menggunakan Trans-Jogja dengan tarif Rp 3.500 per orang untuk sekali perjalanan.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Wisatawan berjalan kaki di sepanjang trotoar, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (2/1/2020). Kawasan itu merupakan salah satu destinasi favorit para wisatawan saat berlibur ke Kota Yogyakarta.
Sutomo menambahkan, konsep transportasi seperti itu masih terus akan dikaji sebelum diterapkan secara berkala. Alasannya, Gedung Olahraga Amongrogo masih kerap difungsikan untuk kegiatan lain. Namun, upaya mendorong masyarakat memanfaatkan angkutan umum guna menuju destinasi wisata di pusat kota bakal terus dilakukan.
”Kami akan bicarakan lebih lanjut dengan semua pihak. Sebab, aktivitas di titik-titik parkir itu pun juga cukup padat. Namun, konsep ini perlu dipikirkan serius mengingat pertimbangan masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi masih tinggi,” ujar Sutomo.