Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi memberi pelatihan bagi seluruh petugas bandara dalam menghadapi situasi darurat.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi memberi pelatihan bagi semua petugas bandara dalam menghadapi situasi darurat. Kendati belum pernah ada kejadian darurat, semua sumber daya disiapkan untuk memberi pelayanan maksimal apabila terjadi bencana dan kecelakaan.
”Kami selaku operator bandara diminta berlatih menanggulangi keadaan darurat skala ringan, menengah, dan full skill. Latihan untuk memastikan kondisi bandara, baik fasilitas maupun SDM, siap beroperasi apabila suatu ketika terjadi kondisi gawat darurat,” ujar Executive General Manager Angkasa Pura Bandara Banyuwangi Heru Karyadi di Banyuwangi, Kamis (2/1/2020).
Pelatihan digelar dalam rangkaian airport emergency modular exercise. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Perhubungan KP 479 tentang penanggulangan keadaan darurat.
Dalam latihan, para petugas bandara dari berbagai divisi berlatih menggunakan 9 modul skenario. Keseluruhan modul dipraktikkan untuk memeriksa apakah alur penanganan keadaan darurat berfungsi seluruhnya.
Melalui airport emergency modular exercise, seluruh prosedur diharapkan siap dijalankan saat keadaan darurat. Heru mengatakan, pihaknya tidak tahu kapan keadaan darurat terjadi, tetapi harus dipastikan seluruh prosedur siap saat dibutuhkan.
Salah satu keadaan darurat yang berpotensi terjadi saat ini ialah cuaca buruk. Itu berbahaya karena tak jarang cuaca mengganggu penerbangan.
”Saat ada cuaca buruk, kami selalu menginfokan kepada pilot berapa jarak pandang aman di wilayah udara dan darat bandara. Namun, setiap maskapai punya standar berbeda-beda terkait jarak pandang aman. Pilot yang akan menentukan. Tetapi, dari segi fasilitas bandara, saat ini kami siap dengan kondisi apa pun,” katanya.
Asisten Manager Maintenance Facility Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Andry Lesmana menambahkan, keadaan darurat yang masuk dalam 9 modul yang dilatihkan adalah insiden kecelakaan dan bencana alam. Selanjutnya, latihan serupa dalam menghadapi potensi ancaman terorisme juga akan dilatihkan dalam waktu dekat.
”Sejak Angkasa Pura II mengelola Bandara Banyuwangi, belum pernah ada insiden kecelakaan ataupun bencana alam. Kendati demikian, kami tetap harus mempersiapkan segala sesuatunya demi keselamatan penerbangan,” ujarnya.
Salah satu kondisi darurat yang pernah terjadi adalah pembatalan sejumlah penerbangan akibat dampak sebaran Abu Gunung Agung. Saat itu, abu letusan Gunung Agung masuk ke wilayah udara Bandara Banyuwangi sehingga sejumlah jadwal penerbangan terganggu.
Dalam airport emergency modular exercise, sejumlah instansi terkait juga dilibatkan. Beberapa di antaranya kepolisian, SAR, dinas perhubungan, Aviation Security (Avsec), dan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia).