Sampah Malam Pergantian Tahun di Surabaya Bersih Sejak 04.00 WIB
Timbulan sampah dari masyarakat yang merayakan malam pergantian tahun di Kota Surabaya, Jawa Timur, mencapai 3,68 ton. Sampah-sampah tersebut sudah bersih sebelum pukul 04.00.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Timbulan sampah dari masyarakat yang merayakan malam pergantian tahun di Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (31/12/2019), mencapai 3,68 ton. Sampah-sampah tersebut, sesuai penjelasan Pemerintah Kota Surabaya dan pantauan Kompas, sudah bersih sejak pukul 04.00 WIB.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Arif Rusman, Rabu (1/1/2020) di Surabaya mengatakan, sejak awal sudah disediakan ratusan tempat sampah di kawasan-kawasan yang menjadi titik kumpul masyarakat untuk merayakan malam pergantian tahun.
Di kawasan seperti Taman Bungkul, Balai Kota Surabaya, Tugu Pahlawan, Taman Apsari, serta di Jalan Raya Darmo tersedia tempat sampah di setiap 10 meter hingga 30 meter. Tujuannya agar warga yang merayakan malam pergantian tahun mudah membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.
Mungkin karena sedang berdesak-desakan sehingga sulit keluar dari kerumunan untuk menjangkau tempat sampah. (Arif Rusman)
Meski demikian, masih ada sejumlah warga yang membuang sampah sembarangan. Mereka biasanya kesulitan menjangkau tempat sampah karena berada di kerumunan massa. ”Mungkin karena sedang berdesak-desakan sehingga sulit keluar dari kerumunan untuk menjangkau tempat sampah,” ujarnya.
Untuk membersihkan sampah-sampah tersebut, DKRTH menerjunkan 300 personel, 13 dump truck, serta 5 mobil penyapu sampah untuk menyisir sampah-sampah yang berserakan. Pembersihan sampah dilakukan sejak pukul 00.30 dan berakhir sekitar pukul 04.00. Mayoritas sampah yang terkumpul adalah plastik kemasan.
”Dalam waktu kurang dari empat jam, jalanan dan tempat-tempat berkumpul warga sudah kembali bersih sebelum digunakan beraktivitas lagi pada pagi hari. Biasanya petugas kebersihan bekerja mulai pukul 03.00, tetapi untuk malam pergantian tahun kami minta langsung bekerja seusai massa bubar,” kata Arif.
Berdasarkan data dari DKRTH, timbulan sampah pada malam pergantian tahun kali ini turun hingga 26 persen dibandingkan tahun lalu karena pada malam pergantian tahun 2019 terkumpul sampah 5 ton. Sementara pada malam pergantian tahun 2018, DKRTH mencatat sampah terkumpul 6,25 ton.
Menurunnya timbulan sampah ini diperkirakan karena masyarakat Kota Surabaya yang semakin sadar hidup bebas dari sampah. Mereka mulai mengurangi penggunaan botol air minum dalam kemasan dan menggantinya dengan botol minum. Warga juga mengikuti imbauan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk tidak merayakan malam pergantian tahun di luar rumah.
Kepala Kepolisian Resor Kota Surabaya Komisaris Besar Sandi Nugroho menuturkan, secara umum kondisi Kota Surabaya pada malam pergantian tahun kali ini kondusif. Polisi sempat menyekat sejumlah akses menuju Surabaya karena sejak pukul 21.00 lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama sangat padat.
Beberapa warga yang melakukan konvoi menggunakan sepeda motor juga ditilang karena melanggar lalu lintas, seperti memakai knalpot bukan standar, dan tidak menggunakan helm. ”Kami ingin warga bisa nyaman dan aman saat merayakan malam pergantian tahun,” ujarnya.
Pengamanan yang dilakukan oleh kepolisian dan Satpol PP Kota Surabaya dilanjutkan pada hari libur nasional tahun baru 2020. Mereka berjaga di sejumlah pusat keramaian, seperti taman dan pusat perbelanjaan.
Antisipasibanjir
Risma pada 1 Januari 2020 mengawali aktivitas dengan memantau kondisi rumah pompa untuk mengantisipasi banjir di musim hujan. Dia memantau rumah pompa di kawasan mangrove, yakni di Wonorejo dan Gunung Anyar.
Saya ingin memastikan semua infrastruktur untuk mencegah banjir sudah siap karena beberapa wilayah di Indonesia mulai tergenang banjir. (Risma)
”Saya ingin memastikan semua infrastruktur untuk mencegah banjir sudah siap karena beberapa wilayah di Indonesia mulai tergenang banjir,” katanya.
Pemkot Surabaya sudah meningkatkan kapasitas rumah pompa hingga dua kali lipat di beberapa lokasi rawan banjir. Sungai-sungai yang menjadi kewenangan Pemkot Surabaya dan sungai lain yang berada di kewenangan Jasa Tirta, seperti Sungai Kalimas, juga terus dikeruk agar mampu menampung lebih banyak air, terutama ketika curah hujan tinggi.