Para pengunjung, terutama pecinta alam, memadati kawasan Gunung Bawakareng, Gowa, Sulawesi Selatan. Gunung setinggi 2.830 meter di atas permukaan laut ini sejak lama menjadi pilihan warga menyambut tahun baru.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MALINO, KOMPAS-Para pengunjung, terutama pecinta alam, memadati kawasan Gunung Bawakareng, Gowa, Sulawesi Selatan. Gunung setinggi 2.830 meter di atas permukaan laut ini sejak lama menjadi pilihan warga menyambut tahun baru.
Di Dusun Lembanna, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Gowa, Selasa (31/12/2918), area hutan pinus di kaki Gunung Bawakareng dipadati pengunjung. Tenda warna warni memenuhi areal di kawasan hutan pinus dan sekitarnya.
Sebagian pengunjung juga menempati rumah-rumah warga. Pengunjung mulai ramai berdatangan sejak Senin (30/12) sore. Hujan deras disertai kabut tak menyurutkan niat para pengunjung.
Febrianto Ali Masare, mahasiswa Fakuktas Teknik Industri Universitas Muslim Indonesia datang bersama enam orang temannya. Memulai pendakian Senin siang, mereka berharap tiba di puncak pada Selasa sore atau malam.
“Kami mencari suasana baru melepas pergantian tahun. Kalau di kota sudah biasa dan bosan. Sesekali kami ingin melepas pergantian tahun tanpa bunyi terompet, petasan, atau kembang api,” katanya.
Kami mencari suasana baru melepas pergantian tahun. Kalau di kota sudah biasa dan bosan. Sesekali kami ingin melepas pergantian tahun tanpa bunyi terompet, petasan, atau kembang api. (Febrianto Ali Masare)
Sebagian juga memilih melakukan penanaman pohon di lokasi yang terbakar September lalu. Salah satunya adalah Wanapala Chetengan, salah satu kelompok pecinta alam yang memilih pergantian tahun dengan menanam pohon.
“Setiap tahun kami ada acara tanam pohon. Ini sudah tahun ke lima. Kebetulan kemarin sebagian lereng Bawakaraeng terbakar dan kami memilih momen akhir tahun untuk kembali melakukan penanaman,” kata M Ikhsan, salah satu pendiri Wanapala Chetengan.