Sejumlah perjalanan KA di Bandung dan Cirebon, Sabtu, mengalami keterlambatan akibat perangkat persinyalan tersambar petir di lintas Karawang-Klari. PT KAI menyiapkan antisipasi agar gangguan serupa tak terulang lagi.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri/Tatang Mulyana Sinaga
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sejumlah perjalanan kereta api di Bandung dan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/12/2019), mengalami keterlambatan akibat perangkat persinyalan yang tersambar petir di lintas Karawang-Klari. PT Kereta Api Indonesia pun menyiapkan antisipasi agar gangguan serupa tak terulang lagi di tengah musim hujan seperti sekarang.
Tercatat delapan kereta api (KA) mengalami keterlambatan keberangkatan dan kedatangan lebih dari dua jam di Stasiun Cirebon dan Stasiun Cirebon Prujakan. KA yang terdampak itu adalah Kutojaya Utara (Jakarta Kota-Kutoarjo), KA Fajar Utama Solo (Pasar Senen-Solo), KA Bengawan (Pasar Senen-Purwosari), dan KA Gajahwong (Pasar Senen-Lempuyangan).
Selain itu, ada juga KA Argo Muria (Gambir-Semarang Tawang), KA Fajar Utama (Pasar Senen-Yogyakarta), KA Tegal Ekspress (Pasar Senen-Tegal), dan KA Argo Cheribon (Gambir-Cirebon).
Di Bandung, keterlambatan keberangkatan dialami enam KA rute Bandung-Jakarta. Keberangkatan lima KA, yaitu 37, 39, 55, 43, dan 45 Argo Parahyangan rute Bandung-Gambir, terlambat sekitar satu jam. Sementara keberangkatan KA 41 Argo Parahyangan terlambat sekitar 11 menit.
Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) III Cirebon Luqman Arif mengatakan, perjalanan KA jarak jauh di lintas Karawang-Klari yang terlambat lebih dari 2 jam sudah berangsur normal pada Sabtu sore. ”Kami minta maaf sebesar-besarnya kepada pengguna jasa kereta api,” ujarnya.
Perangkat persinyalan di Stasiun Karawang, termasuk wilayah Daop I Jakarta, tersambar petir, Jumat (27/12) pukul 15.52. Perangkat itu berfungsi mengatur perjalanan KA dari sejumlah daerah.
Akibat kejadian itu, pengaturan lintas KA di Karawang-Klari dilakukan manual. Keterlambatan perjalanan kereta pun tak terhindarkan, termasuk di Cirebon yang terhubung dengan lintas utara dan selatan.
Darmos (40), penumpang KA Argo Cheribon, mengeluhkan keterlambatan kereta tersebut. ”Seharusnya saya tiba di Stasiun Gambir pukul 10.43, tetapi pukul 12.00 masih di Stasiun Karawang. Padahal, saya mengejar pesawat pukul 15.30,” ucapnya.
Penangkal petir
Luqman Arif mengatakan, pihaknya mengantisipasi berulangnya kejadian itu dengan memasang penangkal petir di setiap stasiun, berikut suku cadangnya.
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung Noxy Citrea mengatakan, persinyalan telah kembali normal, Sabtu pukul 09.45. Menurut Noxy, pengguna jasa yang terdampak gangguan lebih dari satu jam dapat membatalkan perjalanan dengan pengembalian sesuai harga tiket. Sejumlah penumpang juga mendapatkan layanan service recovery berupa makanan dan minuman.
Gangguan persinyalan KA akibat terkena petir patut diwaspadai saat musim hujan.
Gangguan persinyalan KA akibat terkena petir patut diwaspadai saat musim hujan. Sebab, perangkat persinyalan sangat penting dalam mengatur lalu lintas KA.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, seluruh wilayah Jabar sudah memasuki musim hujan. Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi sering disertai angin kencang dan petir.