Puluhan Ribu Kendaraan Manfaatkan Jalan Tol Manado-Bitung
Jalan Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara, yang dibuka secara fungsional selama masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, dimanfaatkan masyarakat.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Jalan Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara, yang dibuka secara fungsional selama masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, dimanfaatkan masyarakat. Pengendara dari arah Manado ke Bitung sudah bisa menikmati ruas sepanjang 12 kilometer, sedangkan pengendara dari Bitung ke Manado dapat menggunakan ruas sepanjang 25 kilometer dari total 39,9 kilometer rencana panjang tol ini.
Berdasarkan pantauan di Gerbang Tol Manado, Sabtu (28/12/2019) siang, warga terus memanfaatkan Jalan Tol Manado-Bitung yang dibuka sejak Jumat (20/12/2019). Meski begitu, jumlah kendaraan sudah tidak masif seperti menjelang Natal. Antrean di dua gerbang yang dibuka menuju arah Bitung ataupun Manado pun tidak pernah melebihi tiga mobil.
Antrean lebih banyak disebabkan para pengendara yang belum memiliki kartu uang elektronik. Para petugas dari beberapa bank pun menawarkan kartu uang elektronik masing-masing seharga Rp 10.000.
Beberapa penumpang juga belum mengerti betul cara menggunakannya pada mesin pembayaran sehingga harus dibantu petugas. Selama pengoperasian secara fungsional, tarif tol masih gratis. Namun, pengendara tetap harus melakukan tap kartu uang elektronik di gerbang tol tanpa mengurangi saldo.
Kepala Operasional Jalan Tol Manado-Bitung selama libur Natal dan Tahun Baru 2020, Sugeng Haryanto, mengatakan, jumlah kendaraan yang menuju Manado dari Airmadidi (Minahasa Utara) dan Bitung lebih banyak ketimbang sebaliknya. Ini disebabkan lebih banyak perantau di Airmadidi dan Bitung sebagai pusat industri. Di samping itu, ada dua pintu masuk menuju Manado, yaitu dari Airmadidi dan dari Manembo-Nembo, Bitung.
Panjang jalan tol dari Airmadidi ke Manado hanya sekitar 12 km, sedangkan dari Manembo-Nembo sekitar 25 km. Sebaliknya, pengendara dari Manado hanya bisa menggunakan jalan tol sampai Airmadidi sepanjang 12 km. Jalan tol pun hanya jadi alternatif bagi jalan nasional Manado-Bitung dan Jalan Soekarno.
Kami mau mengurangi risiko kecelakaan.
”Jalan (tol) belum selesai dan kurang aman. Masih banyak pasir dan bahan bangunan lainnya di sekitar jalan, juga belum ada lampu jalan. Kami mau mengurangi risiko kecelakaan,” kata Sugeng.
Selama satu minggu dibuka hingga Jumat (27/12/2019), jumlah kendaraan yang masuk ke Manado mencapai 19.629 unit. Sebaliknya, 13.777 kendaraan meninggalkan Manado. Puncak arus lalu lintas menuju Manado jatuh pada Minggu (22/12/2019) atau H-3 Natal dengan total 2.747 kendaraan.
Sebaliknya, kepadatan lalu lintas dari Manado terjadi pada Kamis (26/12/2019) atau H+1 Natal. Jumlah kendaraan mencapai 2.059. Sugeng mengatakan, puncak keramaian selalu terjadi dalam rentang pukul 14.00 hingga 17.00 Wita. Jalan tol masih akan dibuka fungsional hingga 3 Januari 2020.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) George Manurung memprediksi, arus lalu lintas menuju Manado lebih padat daripada sebaliknya. ”Soalnya, orang ingin menghabiskan uang tunjangan hari raya di Manado sebagai pusat perbelanjaan,” katanya.
Selama seminggu difungsikan, tidak ada kecelakaan di Jalan Tol Manado-Bitung. Gangguan yang terjadi pada kendaraan antara lain kebocoran ban, kehabisan bensin, dan masalah pada kopling.
Pembangunan area istirahat (rest area) menjadi salah satu pekerjaan rumah besar bagi PT JMB dalam penyelesaian Jalan Tol Manado-Bitung. George mengatakan, jalan tol sepanjang 50 km atau kurang setidaknya harus memiliki satu area istirahat. Namun, PT JMB membidik penyelesaian jalan tol secara menyeluruh terlebih dahulu, diperkirakan pada Agustus 2020.
Pelabuhan
Sementara itu, kapal masih menjadi moda transportasi andalan bagi warga Sulut yang mudik ke Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud. Sebagian juga mengandalkan kapal untuk menuju Maluku Utara. Selama 18-27 Desember, 27.895 orang telah meninggalkan Pelabuhan Manado. Jumlah ini meningkat dari 15.810 orang pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Manado Mozes I Karaeng mengatakan, puncak arus mudik ke kepulauan jatuh pada Senin (23/12/2019). Jumlah penumpang membeludak hingga 6.876 orang. ”Ada peningkatan 100 persen dari puncak arus mudik tahun lalu yang hanya 3.208 penumpang,” katanya.
Menurut Mozes, minat masyarakat Sulut masih sangat tinggi pada moda transportasi kapal. Penerbangan Wings Air sekali dalam sehari dari Manado menuju Sangihe, Talaud, Morotai, dan Ternate dinilai sangat terbatas. ”Apalagi, kapasitasnya hanya sekitar 70 orang,” ujarnya.
Saat ini, 21 kapal melayani pelayaran ke kabupaten-kabupaten kepulauan. Untuk mengatasi jumlah penumpang yang membeludak, jumlah kapal yang menuju Kepulauan Talaud telah ditambah dari dua menjadi tiga kapal, yakni setiap Senin, Rabu, dan Jumat.