Bentara Budaya Bali, Penjaga dan Perawat Kebinekaan
Sejak diresmikan 10 tahun silam, Bentara Budaya Bali berusaha menjadi ruang publik demi mengembangkan seni dan budaya Indonesia. Bentara Budaya Bali juga ingin terus menjadi rumah bersama untuk merawat kebinekaan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Sejak diresmikan 10 tahun silam, Bentara Budaya Bali berusaha terus menjadi ruang publik demi mengembangkan seni dan budaya Indonesia. Bentara Budaya Bali juga ingin terus menjadi rumah bersama untuk merawat kebinekaan dan keindonesiaan.
Hal itu dikatakan Koordinator Bentara Budaya Bali Warih Wisatsana dalam acara bincang akhir tahun bersama media di Denpasar, Bali, Sabtu (28/12/2019). Warih menerangkan pula program dan kegiatan Bentara Budaya Bali yang sudah digelar selama 2019 dan beberapa agenda yang bakal diselenggarakan pada 2020.
Bentara Budaya Bali dibuka 9 September 2009 dan diresmikan 4 November 2009. Saat itu, Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun mengungkapkan, spirit Kelompok Kompas Gramedia (KG), sebagaimana sejak awal ditanamkan pendirinya, PK Ojong (almarhum) dan Jakob Oetama, adalah membela yang lemah dan mengingatkan yang mapan (Kompas, 10/9/2009).
”Bentara Budaya memberikan ruang bagi seniman ataupun kreator modern kontemporer untuk meneguhkan eksistensinya selain memberikan ruang untuk mengapresiasi karya tradisi para maestro,” kata Warih.
Warih menerangkan, Bentara Budaya kini ada di empat kota. Bentara Budaya Yogyakarta diresmikan 1982, Bentara Budaya Jakarta (1986), Bentara Budaya Solo Balai Soedjatmoko (2003), dan Bentara Budaya Bali (2009). Bentara Budaya bermakna utusan budaya dan sedari awal didirikan diniatkan sebagai upaya perluasan kesadaran akan pengetahuan atau upaya alih pengetahuan bagi generasi muda.
Dalam kegiatannya, Bentara Budaya bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Bentara Budaya memiliki program rutin dan program insidental yang disesuaikan dengan kuratorial Bentara Budaya. ”Program Bentara Budaya memiliki karakteristik yang terencana, terarah, dan terukur serta jelas,” ujar Warih.
Bentara Budaya Bali, menurut Warih, juga melibatkan kaum muda dari kalangan mahasiswa sebagai sukarelawan Bentara Budaya Bali ataupun melalui komunitas Bentara Muda Bali. Melalui komunitas Bentara Muda Bali, lembaga kebudayaan nirlaba Bentara Budaya Bali menjangkau kalangan mahasiswa dan warga akademik dengan menggelar ”Bentara Muda Bali Goes to Campus”.
Program Bentara Budaya memiliki karakteristik yang terencana, terarah, dan terukur serta jelas.
Kehadiran Bentara Budaya Bali serta pengabdiannya atas kerja kreatif dan upaya pemajuan seni budaya melalui kegiatan yang diadakan di Bentara Budaya Bali mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Bali.
Pada Jumat (20/12/2019), Bentara Budaya Bali mendapat penghargaan Kerthi Bhuwana Sandhi Nugraha 2019 dari Pemerintah Provinsi Bali. Penghargaan itu diterima Bentara Budaya Bali bersama 39 sanggar, komunitas, ataupun yayasan yang dinilai berdedikasi, berprestasi, dan berkontribusi dalam penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali.