Harga Bawang Merah Tinggi, Khofifah : Belum Perlu Impor
Harga bahan kebutuhan pokok di Jawa Timur pada perayaan Natal dan Tahun Baru relatif stabil. Stok barang juga dinyatakan aman. Hanya bawang merah yang mengalami kenaikan harga namun suplainya masih lancar.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO,KOMPAS-Harga bahan kebutuhan pokok di Jawa Timur pada perayaan Natal dan Tahun Baru relatif stabil. Stok barang juga dinyatakan aman. Hanya bawang merah yang mengalami kenaikan harga namun suplainya masih lancar sehingga belum diperlukan kebijakan importasi.
Pantauan di beberapa pasar tradisional di Jatim diantaranya Pasar Tambakrejo Surabaya dan Pasar Larangan Sidoarjo, Selasa (24/12/2019), aktivitas perdagangan berlangsung lancar. Masyarakat tidak terkendala mendapatkan bahan kebutuhan pokoknya dengan harga yang terjangkau meski sejumlah komoditas mengalami kenaikan.
Komoditas yang naik itu antaralain telur ayam dari Rp 24.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg dan daging ayam Rp 33.000 per kg naik dari sebelumnya Rp 34.000 per kg. Kenaikan paling signifikan justru terjadi pada kelompok sayuran dan bumbu dapur karena pengaruh produksi yang terganggu oleh cuaca.
“Sayuran dan bumbu dapur tinggi semua kenaikannya karena barang rentan rusak. Brokoli sekarang harganya Rp 25.000 per kg padahal sebelumnya Rp 20.000 per kg. Cabai tembus diatas Rp 30.000 per kg hingga Rp 35.000 per kg,” ujar Kusnawiyah, pedagang di Pasar Larangan.
Pedagang pengepul bawang merah Muhammad Mulyo mengatakan harga bawang merah sudah tinggi sejak ditingkat petani karena stok yang menipis. Dia mengaku menjual ke pedagang pasar dengan harga antara Rp 27.000 per kg hingga Rp 31.000 per kg, untuk bawang kualitas bagus dan berukuran besar. Sedangkan bawang ukuran kecil dengan kondisi basah harganya murah dikisaran Rp 22.000 per kg.
Kenaikan harga masih wajar. (Khofifah Indar Parawansa)
“Stok di petani sekarang menipis karena belum musim panen. Prediksinya setelah Januari 2020 baru ada panen raya di sentra produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk,” kata Mulyo.
Menyikapi tingginya harga bawang merah yang menembus Rp 31.000 di tingkat pengepul dan Rp 35.000 ditingkat pengecer, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan kenaikan harga masih wajar. Dia optimis harga tersebut akan segera turun sebab berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Jatim yang menyatakan daerah sentra produksi bawang merah di Nganjuk akan memasuki masa panen raya Januari 2020.
Selain Nganjuk, sentra produksi bawang merah di Jatim ada di Kebupaten Probolinggo. Jika butuh tambahan stok lagi, Jatim akan berkomunikasi dengan sentra produksi Brebes, Jawa Tengah dan sentra produksi di Nusa Tenggara Barat. Intinya diusahakan untuk mengambil bawang lokal.
“Pemerintah Provinsi Jatim mengambil sikap (kebijakan) untuk tidak mengizinkan impor bawang merah (dan masuknya bawang merah impor). Hal itu untuk melindungi petani bawang,” tegas Khofifah saat berkunjung ke Pasar Larangan Sidoarjo.
Dalam kunjungannya itu gubernur perempuan pertama di Jatim ini didampingi oleh sejumlah kepala dinas diantaranya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan dan Kepala Dinas Pertanian Jatim Hadi Sulistyo.