Mengantisipasi tingginya minat masyarakat mengunjungi obyek-obyek pariwisata di NTB pada masa libur Natal dan Tahun Baru ini, pengawasan ditingkatkan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·5 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Mengantisipasi tingginya minat masyarakat mengunjungi obyek-obyek pariwisata di Nusa Tenggara Barat pada masa libur Natal dan Tahun Baru ini, pengawasan ditingkatkan. Hal itu dilakukan guna mencegah risiko bencana dan kecelakaan, khususnya di kawasan pantai yang menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata daerah tersebut.
Juru Bicara Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram I Gusti Lanang Wiswanadana, di Mataram, Senin (23/12/2019), mengatakan, pantai termasuk yang menjadi fokus perhatian mereka. Hal itu karena pantai diprediksi menjadi salah satu obyek favorit masyarakat untuk menghabiskan liburan.
Senggigi kami antisipasi karena pengunjung kemungkinan besar berlibur di pantai.
Gusti Lanang menambahkan, salah satu pantai yang sudah masuk jadwal pengawasan mereka adalah Pantai Senggigi, Lombok Barat. Senggigi, yang berjarak sekitar 18 kilometer utara Mataram, ibu kota NTB, adalah ikon pariwisata Lombok untuk wisata keluarga.
”Senggigi kami antisipasi karena pengunjung kemungkinan besar berlibur di pantai. Selain kawasan wisata, di situ juga ada dermaga (penyeberangan Senggigi-Padang Bai, Bali),” kata Gusti Lanang.
Menurut penanggung jawab kawasan Pantai Senggigi, Mardan, jumlah pengunjung pada masa libur panjang Natal dan Tahun Baru memang biasanya lebih tinggi daripada hari biasa. Jumlahnya bisa ribuan orang, terutama pada Tahun Baru.
”Itu pengalaman tahun-tahun sebelum gempa 2018. Kalau tahun lalu, kan, masih suasana gempa, jadi sepi. Tahun ini (animo pengunjung) memang belum bisa dipastikan. Namun, kami berharap masa libur panjang Natal dan Tahun Baru kali ini jadi momen kebangkitan juga untuk Senggigi,” tutur Mardan.
Masyarakat, termasuk pedagang, juga dilibatkan untuk mengawasi segala aktivitas masyarakat saat berlibur di pantai.
Menurut Mardan, gelombang tinggi memang sering terjadi di kawasan Pantai Senggigi. Namun, antisipasi terhadap berbagai kemungkinan kerawanan terhadap pengunjung sudah disiapkan.
Selain tim SAR dan Polairud Resor Lombok Barat, pengelola kawasan Senggigi juga memiliki tim pengamanan sendiri. Mereka disebar di darat dan kawasan pesisir. ”Masyarakat, termasuk pedagang, juga dilibatkan untuk mengawasi segala aktivitas masyarakat saat berlibur di pantai,” ujar Mardan.
Mahnun (48), salah satu pemilik penyewaan perahu kano wisata di Pantai Senggigi, mengatakan ikut terlibat memastikan masa libur Natal dan Tahun Baru berjalan lancar. ”Antisipasi saya, misalnya untuk mencegah kejadian tenggelam, adalah dengan terlebih dahulu memastikan ke penyewa bisa berenang atau tidak. Jika tidak bisa, kami siapkan baju pelampung,” ucapnya.
Selain itu, Mahnun menambahkan, dirinya juga akan terus mengawasi wisatawan saat berkano. ”Ini harus dilakukan oleh semua pemilik penyewaan peralatan di sini. Jadi, kalau ada apa-apa, responsnya cepat,” ujarnya.
Kami bisa bermasalah kalau tetap menyewakan dalam kondisi gelombang tinggi dan terjadi apa-apa.
Jika gelombang tinggi, dia mengatakan, pengelola kawasan Senggigi juga biasanya melarang wisatawan berenang. ”Kami juga tidak mau menyewakan peralatan. Kami bisa bermasalah kalau tetap menyewakan dalam kondisi gelombang tinggi dan terjadi apa-apa,” lanjut Mahnun.
Terkait gelombang tinggi, kata Mardan, pihak Polairud Resor Lombok Barat juga sudah memasang imbauan di pintu masuk Senggigi. Imbauan itu, antara lain, berisi ajakan untuk memantau informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta menghentikan aktivitas di laut ketika cuaca buruk.
Imbauan itu bukan hanya untuk wisatawan, melainkan juga bagi nelayan. ”Kami berharap semua berjalan lancar dan aman. Tetapi, jika terjadi apa-apa, tim kami juga siap untuk melakukan evakuasi secepat mungkin,” kata Mardan.
Tidak hanya di kawasan Senggigi, antisipasi serupa dilakukan di kawasan Kota Tua Ampenan, Mataram. Di kawasan itu juga terdapat banyak obyek wisata yang selalu ramai pengunjung pada masa libur. Ancamannya sama, yakni potensi gelombang tinggi.
Camat Ampenan Muzakkir Walad mengatakan, untuk kawasan pantai, pengawasan rutin dilakukan oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Kantor SAR Mataram. Namun, untuk masa libur Natal dan Tahun Baru, mereka juga mengerahkan tim dari kelurahan.
”Kami sudah meminta semua lurah yang memiliki wilayah pesisir agar mengimbau warga terkait anomali cuaca saat ini. Mereka tetap kami minta untuk mengawasi dan melaporkan semua kejadian,” kata Muzakkir.
Muzakkir juga meminta pengunjung untuk selalu waspada dan tidak memaksakan diri ke pantai kalau cuaca buruk.
Gusti Lanang menambahkan, mereka juga mengantisipasi potensi kerawanan di pelabuhan. Kantor SAR Mataram menyebar personel ke sejumlah pelabuhan, antara lain Pelabuhan Lembar di Lombok Barat, Pelabuhan Bima di Kota Bima, Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur, dan Pelabuhan Pemenang di Lombok Utara.
Penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan ke Pototano, Sumbawa, yang melewati Selat Alas, termasuk menjadi perhatian pengawasan. Sejumlah peristiwa, seperti kapal mati mesin, kandas, dan tenggelam, pernah terjadi di perairan tersebut.
Pada Januari 2014, misalnya, KMP Munawar Ferry terbalik dan tenggelam di Selat Alas. Akibatnya, 3 orang meninggal dan 6 orang dinyatakan hilang. Pada Juni 2019, penyeberangan dari Pototano ke Kayangan dan sebaliknya ditutup. Hal itu dilakukan karena gelombang tinggi 2-3 meter sehingga kapal tidak diizinkan berlayar.
Mengantisipasi berbagai kerawanan itu, selain personel, Gusti Lanang mengatakan, pihaknya juga menyiagakan alat utama antara lain kapal Rescue Boat 220 Mataram yang bersandar di Pelabuhan Lembar. Kapal sepanjang 30 meter dan lebar 6 meter ini selalu digunakan Kantor SAR Mataram dalam pencarian dan evakuasi korban kecelakaan laut.
Diseminasi informasi terkait cuaca juga akan terus disampaikan oleh BMKG. Menurut Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok I Putu Sumiana, pola diseminasi informasi akan tetap sesuai standar.
”Tetapi, untuk produk-produk cuaca dalam rangka pos Nataru (Natal dan Tahun Baru), sudah kami siapkan. Misalnya, grafis terkait prakiraan cuaca untuk transportasi darat. Itu akan kami update empat kali sehari,” kata Putu.