Sebanyak 11.997 pemudik meninggalkan Jayapura dengan menggunakan kapal ke kampung halamannya dalam enam hari terakhir. Puncak arus mudik melalui Pelabuhan Jayapura terjadi pada Senin (23/12/2019).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 11.997 pemudik meninggalkan Jayapura dengan menggunakan kapal ke kampung halamannya dalam enam hari terakhir. Puncak arus mudik melalui Pelabuhan Jayapura terjadi pada Senin (23/12/2019).
Pantauan Kompas, Senin, ribuan pemudik menumpang kapal dengan tujuan sejumlah kabupaten di Papua, seperti Nabire dan provinsi lain, seperti Jakarta dan Surabaya. Para pemudik telah memadati Pelabuhan Jayapura sejak pukul 12.00 WIT.
Meskipun pemudik berdesak-desakan saat menaiki tangga kapal, situasi tetap aman dan lancar. Pihak Pelindo Jayapura bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Jayapura juga menyiapkan posko kesehatan untuk melayani para pemudik sebelum menaiki kapal. Sekitar pukul 17.00 WIT, kapal Gunung Dempo milik PT Pelni akhirnya meninggalkan pelabuhan.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Jayapura Miraza Polpoke mengatakan, total penumpang yang naik ke kapal pada Senin ini 2.140 orang. Adapun jumlah penumpang yang mudik ke Jayapura Senin ini 1.574 orang. Dengan demikian, sejak Rabu (18/12/2019) hingga Senin, total 6.122 pemudik yang telah tiba di Jayapura.
”Puncak arus mudik dari Pelabuhan Jayapura pada Senin ini. Arus mudik penumpang selama enam hari terakhir berjalan lancar dan aman,” kata Miraza.
Total 30 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan jalannya arus mudik jelang Natal hingga tahun baru mendatang.
”Puluhan personel itu terdiri dari KSOP Jayapura, TNI Angkatan Laut, Pelni dan Pelindo IV Jayapura. Tim ini mengawasi agar kapal tidak memuat penumpang hingga melebihi kapasitas daya angkutnya,” tutur Miraza.
Arus mudik penumpang selama enam hari terakhir berjalan lancar dan aman. (Miraza Polpoke)
Selain itu, pantauan cuaca juga terus dilakukan. Berdasarkan pantauan pihak kapal dan data dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, terjadi tinggi gelombang hanya di bagian utara Kabupaten Biak yang mencapai 2 meter.
”Wilayah utara Biak termasuk salah satu rute yang dilewati kapal milik Pelni. Namun, kapal masih dapat melewati perairan tersebut dengan aman walau tinggi gelombang mencapai 2 meter,” tambahnya.
Meskipun demikian, masih ada keluhan dari penumpang terkait pelayanan pelabuhan. Marsya Dahlan (30), salah seorang pemudik ke Kabupaten Nabire, berharap pihak pengelola pelabuhan menyiapkan tenda bagi para penumpang. Sebab, kondisi terminal penumpang kurang luas dan banyak pemudik yang mengisap rokok di area tersebut.
”Saya bersama anak dan suami terpaksa berdiri di depan halaman pelabuhan di bawah terik matahari. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat kami untuk mudik ke kampung halaman,” kata Marsya.