Satgas Pangan Kota Surabaya Pantau Stok di Gudang dan Distributor
Menjelang Natal dan Tahun Baru, Tim Satuan Tugas Pangan Surabaya terus memantau distribusi bahan pokok penting. Pengawasan dilakukan tidak hanya di gudang dan distributor, tetapi juga ke pasar.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Tim Satuan Tugas Pangan Surabaya terus memantau distribusi bahan pokok. Pengawasan tidak hanya di gudang penyimpanan bahan pokok dan distributor, tetapi juga pasar.
Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan juga mengecek hingga stok dan harga barang di pasar dan swalayan. Pengecekan berlangsung sejak akhir November hingga pekan depan.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwiek Widayati, Minggu (22/12/2019), mengatakan, tim Satgas Pangan Surabaya keanggotaannya terdiri dari Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, serta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya. Tim satgas sudah memantau distribusi pangan sejak akhir November 2019.
Semua barang, seperti beras, gula, terigu, serta daging sapi dan ayam, termasuk telur ayam, sudah dipantau hingga ke gudang-gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan pokok penting ataupun distributor.
Satgas pangan ini, selain memantau stok, juga izin edar dan izin-izin terkait usaha.
Pemantauan rutin, terutama menjelang perayaan besar, seperti Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru, dilakukan dengan menyisir pergudangan dan tempat distribusi. Cara ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penimbunan bahan kebutuhan pokok, sekaligus mengendalikan harga menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru.
”Satgas pangan ini, selain memantau stok, juga izin edar dan izin-izin terkait usaha,” kata Wiwiek.
Pemantauan stok dan distribusi pangan dilakukan satgas pangan di sejumlah pasar tradisional dan modern. Dalam satu tim satgas terdapat aparat kepolisian, petugas BB POM, dinas perdagangan, serta Dinas Kesehatan dan Bagian Perekonomian Kota Surabaya.
Wiwiek Widayati menyampaikan, dalam sehari terdapat empat lokasi yang disidak, seperti pergudangan, distributor, pasar tradisional, dan modern. Dengan upaya tersebut, terbukti harga kebutuhan pokok terkendali. ”Cara ini yang diterapkan dalam tiga tahun terakhir cukup mampu membuat inflasi terkendali dengan baik,” katanya.
Wiwiek menegaskan, sejauh ini stok bahan pokok menjelang Natal dan Tahun baru aman. Apabila ditemukan pelanggaran, sesuai aturan yang tercantum di peraturan menteri perdagangan (permendag) menjadi ranah kepolisian untuk melakukan penindakan.
Menurut Sulis (54), pedagang di Pasar Soponyono, Rungkut, menjelang Natal dan Tahun Baru meski permintaan barang, terutama kebutuhan pokok, mengalami peningkatan, terutama telur ayam, terigu, gula dan daging ayam, kenaikan harga cukup terkendali.
”Kenaikan berkisar 5 hingga 10 persen saja dari hari biasa, bahkan beberapa komoditas, seperti cabai rawit serta bawang merah dan putih mengalami penurunan (harga),” katanya.
Welly Mulyono, pengusaha hewan potong, mengakui, sejak munculnya penyakit babi di Sumatera Utara langsung berdampak pada jumlah babi yang dipotong di rumah potong hewan di Surabaya hingga 50 persen.
Jika rata-rata setiap hari babi yang dipotong 250-300 ekor, sejak merebaknya penyakit yang menyerang babi di Sumatera, permintaan daging babi menurun drastis.
”Padahal, peternakan babi di Jatim umumnya baik dan babi yang dipotong sehat. Begitu ada kejadian meski di luar Jawa, dampaknya langsung dirasakan oleh peternak babi di Jatim,” kata Welly.