Puncak mudik Natal dan Tahun Baru di Tol Jakarta-Cikampek pada Sabtu (21/12/2019) diwarnai dengan kemacetan panjang pagi hingga siang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Puncak mudik Natal dan Tahun Baru di Tol Jakarta-Cikampek pada Sabtu (21/12/2019) diwarnai dengan kemacetan panjang pagi hingga siang. Jumlah lajur di ujung tol layang tak mampu menampung pertemuan kendaraan yang datang dari tol layang dan Tol Jakarta-Cikampek.
General Manager Traffic PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek Aprimon menjelaskan, simpul kemacetan disebabkan jumlah lajur di ujung tol layang tak mampu menampung banyaknya kendaraan yang melintas. Lajur di ujung tol layang itu hanya ada tiga. Arus kendaraan dari tiga lajur tol layang tersebut kemudian mengalir ke Tol Jakarta-Cikampek (Japek) bawah yang hanya memiliki tiga lajur.
”Lajur yang tersedia hanya tiga. Sementara titik pertemuan di Km 48 ujung tol layang jika ditotal ada enam lajur kendaraan datang. Tiga lajur kendaraan dari tol layang dan tiga lajur lagi dari Tol Japek bawah,” kata Aprimon.
Kemacetan di ujung tol layang berimbas panjang. Laju kendaraan di tol layang tersendat, kendaraan hanya bisa melaju pelan. Kondisi itu membuat pengendara menggunakan bahu jalan untuk melintas. Sebagian pengendara bahkan memilih buang air kecil di bahu jalan karena tiadanya tempat istirahat (rest area) di tol layang. Akibat bahu jalan digunakan pengendara, tol layang yang semula terdiri atas dua lajur bertambah menjadi tiga.
Menyikapi kondisi tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk berencana memperlebar lajur di Km 48 ujung Tol Layang Jakarta-Cikampek II. Direktur Operasi Jasa Marga Subakti Syukur menyampaikan, Jasa Marga akan memperlebar lajur di ujung tol layang. Lajur direncanakan ditambah dua sehingga nanti akan menjadi lima lajur.
Menurut Subakti, kondisi lajur saat ini harus ditambah untuk mengantisipasi arus mudik Lebaran 2020. Pelebaran lajur direncanakan dimulai awal 2020 dan ditargetkan tuntas sebelum arus mudik Lebaran tahun depan.
”Tidak mungkin kondisi ini kita biarkan saat masa mudik Lebaran tahun depan,” ujar Subakti.
Kemacetan panjang
Saat puncak mudik angkutan Natal dan Tahun Baru, kemacetan panjang tak terelakkan pada pagi hingga siang. Kondisi itu tak lepas dari peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di Tol Japek. Hingga pukul 14.00, Jasa Marga mendata ada sekitar 70.000 kendaraan melintas di Tol Japek. Sementara pada hari-hari biasa, dalam sehari kendaraan yang melintas di sana mencapai 60.000.
”Jumlah kendaraan diperkirakan bakal terus meningkat hingga malam. Besok, Minggu (22/12/2019) pagi, jumlah kendaraan tetap meningkat, tapi tak sebanyak sekarang,” ucapnya.
Kepala Bagian Operasional Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Benyamin menyampaikan, kepolisian bekerja sama dengan Jasa Marga berupaya memecah kepadatan kendaraan dari arah Jakarta ke Cikampek. Langkah yang mereka tempuh antara lain memberlakukan sistem lawan arus di Km 47 hingga Km 61, menerapkan buka-tutup di jalur masuk tol layang, serta menutup tempat istirahat.
Cara tersebut untuk sementara cukup efektif mengurai kemacetan. Namun, langkah itu hanya memindahkan kemacetan dari tol layang ke Tol Japek. Hal itu terjadi karena ketika tol layang macet, kendaraan dari Jakarta diarahkan tidak menggunakan tol layang, tetapi melintas di tol bawah.
”Di ujung tol layang atau di Km 48, kami juga berlakukan sistem buka-tutup,” kata Benyamin.
Dengan demikian, saat kemacetan di tol layang teratasi, kemacetan berpindah ke Tol Japek bawah. Berdasarkan pantauan Kompas, pada Sabtu sore terjadi penumpukan kendaraan di Tol Japek bawah. Sementara tol layang yang sedari siang macet terpantau telah lancar.
Adapun polisi juga memutuskan membuka-tutup tempat istirahat Km 50 yang menyebabkan kemacetan. Tempat istirahat Km 50 dibanjiri pemudik yang melewati tol layang karena tol layang tak memiliki tempat istirahat. Akibatnya, setelah turun dari tol layang, pengemudi yang kelelahan dan hendak ke kamar kecil memadati tempat istirahat Km 50 yang paling dekat dengan ujung tol layang.
”Tempat istirahat Km 50 tak terlalu luas, karena itu ada kepadatan kendaraan yang mau masuk tempat istirahat,” ujar Aprimon.
Subakti mengatakan, Jasa Marga berencana mengevaluasi keberadaan tempat istirahat Km 50. Menurut rencana, pada Januari 2020, tempat istirahat Km 50 akan ditutup permanen karena akan terkena proyek pelebaran lajur Tol Japek.