Alutsista TNI AD Diperkuat di Perbatasan RI-Timor Leste
Korem 161/Wirasakti Kupang terus memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dalam rangka memperkuat sistem pertahanan di perbatasan RI dengan Timor Leste dan Australia.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Korem 161/Wirasakti Kupang terus memperkuat alat utama sistem persenjataan atau alutsista Tentara Nasional Indonesia dalam rangka memperkuat sistem pertahanan di perbatasan RI dengan Timor Leste dan Australia. Semangat juang para pahlawan nasional dan lokal mengusir penjajah perlu diterjemahkan dalam semangat membangun Nusa Tenggara Timur yang lebih maju.
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Syaiful Rahman, ketika memimpin peringatan Hari Juang TNI Angkatan Darat di Kupang, Kamis (19/12/2019), mengatakan, pawai bendera Merah Putih dilengkapi dengan alutsista TNI untuk menjaga kedaulatan NKRI. TNI selalu berada di barisan terdepan, di perbatasan, untuk menjaga masyarakat NTT dari ancaman musuh.
Alutsista lain berupa batalyon artileri pertahanan udara jenis Sartre yang hadir untuk menjaga pertahanan udara kita yang berbatasan dengan negara lain, di Camplong, Kabupaten Kupang.
Menurut Rahman, sejumlah alutsista yang ditampilkan dalam pawai Merah Putih ini berupa 5 unit panser Anoa 4 x 4, kompi kavaleri serbu. Dalam waktu dekat, akan ditambah alutsista yang lain batalyon artileri medan, kemudian didatangkan pula alutsista meriam 155 Caessar dengan jangkauan tembakan 40 kilometer.
”Alutsista lain berupa batalyon artileri pertahanan udara jenis Sartre yang hadir untuk menjaga pertahanan udara kita yang berbatasan dengan negara lain, di Camplong, Kabupaten Kupang,” kata Rahman.
Ada pula batalyon lain, seperti batalyon kesehatan dan batalyon angkutan yang direalisasikan 2-3 tahun ke depan. Ini dalam rangka membangun kesejahteraan dan keamanan masyarakat NTT.
Masih ada beberapa alutsista yang segera hadir di provinsi perbatasan ini, dalam rangka mengamankan masyarakat dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, telah diresmikan Kodim 1629/Sumba Barat Daya oleh Panglima Kodam Udayana pada pekan lalu di Tambolaka.
Ia mengatakan, alutsista yang ada tidak hanya untuk menjaga dan mempertahankan kemahiran prajurit TNI AD, tetapi juga melindungi dan mengayomi masyarakat. TNI AD tidak hebat, tetapi TNI AD terlatih dari waktu ke waktu untuk menjaga NKRI.
Kepada wartawan, Rahman membantah bahwa kehadiran sejumlah alutsista tersebut dalam rangka persiapan pembentukan Kodam NTT. Alutsista hadir tidak selamanya untuk pembentukan sebuah kodam, tetapi untuk dukungan terhadap stabilitas NKRI.
”Ini pengembangan satuan kekuatan secara bertahap. Memang sesuai rencana strategis TNI, sedikit demi sedikit alutsista terus ditingkatkan,” ujar Rahman.
Menurut Rahman, semangat juang pahlawan nasional dan pahlawan lokal, seperti Sobe Sonbay (Timor), Motang Ruak (Manggarai), Nipodo (Ngada), Izak Huru Doko (Sabu), Wonakaka (Sumba), Marilonga (Ende), dan Teka Iku (Sikka), harus diperjuangkan oleh generasi saat ini untuk membangun NTT. Saat ini, yang dibutuhkan NTT pada HUT ke-61 adalah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas sesuai bidang tugas masing-masing.
Jumat, 20 Desember 2019, merupakan HUT NTT yang ke-61, usia yang tidak muda. Mestinya, dalam usia itu, NTT harus jauh lebih maju dari sekarang, tetapi realitasnya provinsi ini masih menempati urutan ke-3 nasional dalam hal kemiskinan. ”Ini tugas bersama masyarakat NTT, termasuk TNI AD,” ujarnya.
Ia menuturkan, pawai Merah Putih yang mengelilingi Kota Kupang melibatkan 500 personel TNI AD, dipimpin oleh Rahman, diikuti sejumlah pejabat di jajaran TNI AD, Korem 161/Kupang. Lima unit panser Annoa siap diberangkatkan untuk mengikuti pawai keliling Kota Kupang bersama alutsista TNI AD lainnya. Puluhan ibu-ibu Persit ikut pawai, mereka duduk di dalam panser.
Pada peringatan Hari Juang TNI AD itu, ditampilkan pula tarian kolosal yang melibatkan 400 personel, baik dari TNI AD, ibu-ibu Persit, maupun putra-putri TNI AD. Tarian ini menggambarkan perang perebutan kota Ambarawa dari tangan Sekutu, dipimpin Kolonel Sudirman, 15 Desember 1945. Karena itu, Hari Juang TNI AD diperingati setiap 15 Desember.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat berharap, selain menjaga keamanan dan keutuhan NKRI, TNI juga meningkatkan dukungan bagi pembangunan di NTT bersama pemerintah daerah.
Program tentara masuk desa, pembangunan perkebunan dan persawahan contoh, pengadaan sarana dan prasarana air bersih, serta pengobatan massal selama ini sangat membantu masyarakat di daerah-daerah terpencil.
Wakil Ketua V Bidang Bela Negara Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan atau FKPP TNI AD Irwan Pattinawa mengatakan, sebagai bagian keluarga besar TNI AD, putra-putri TNI AD, selalu siap membantu dan mendukung TNI AD manakala dibutuhkan.
”FKPP TNI AD tidak asal dibentuk, tetapi memiliki visi dan misi khusus, yakni menjalankan komando TNI AD. Jadi, kami selalu siap sedia setiap saat jika dibutuhkan, termasuk terlibat langsung atau tidak langsung membangun NTT,” kata Irwan.