Sudah sekitar sepekan Kecamatan Sungai Ambawang dan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, dilanda banjir setinggi 1-2 meter. Akibatnya, 4.466 keluarga yang terdiri dari 7.675 jiwa terdampak.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sudah sekitar sepekan Kecamatan Sungai Ambawang dan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, dilanda banjir setinggi 1-2 meter. Akibatnya, 4.466 keluarga yang terdiri dari 7.675 jiwa terdampak. Banjir disebabkan curah hujan tinggi.
Hingga Rabu (18/12/2019) banjir tak kunjung surut. Banjir bahkan menggenangi enam lokasi di jalur Trans-Kalimantan yang berada di wilayah itu. Ketinggian banjir di jalan poros nasional itu berkisar 30-70 sentimeter. Kendaraan masih bisa melintasi jalur itu meskipun harus antre panjang.
Saya berharap banjir segera surut. Sebab, sebentar lagi kami akan merayakan Natal.
Ribuan permukiman warga masih terendam hingga Rabu. Namun, warga tidak mengungsi. Mereka membangun panggung di dalam rumah yang lebih tinggi dari ketinggian air. Ada juga yang pindah ke lantai dua rumah mereka.
Maria (40), warga Kubu Raya yang rumahnya sudah sepekan direndam banjir, menuturkan, ia tidak mengungsi karena membangun panggung di dalam rumah. Banjir tahun ini masuk hingga ke dalam rumah. Tahun sebelumnya hanya di halaman. ”Saya berharap banjir segera surut. Sebab, sebentar lagi kami akan merayakan Natal. Semoga banjir segera berakhir,” ujar Maria.
Demikian juga dengan Marko (25), warga lain. Sudah sepekan terakhir rumahnya terendam banjir. Ia dan keluarganya tidak mengungsi, tetapi memilih membangun panggung di dalam rumah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kubu Raya Mokhtar menuturkan, banjir di Kubu Raya terjadi sejak Rabu (11/12/2019) pekan lalu. Wilayah yang banjir berada satu jalur dengan jalan Trans-Kalimantan. Kecamatan itu terletak di tepi jalan tersebut. Totalnya ada enam desa.
”Banjir disebabkan curah hujan tinggi kemudian disertai pasang laut. Dua kecamatan itu juga berada di wilayah cekungan sehingga sangat mudah banjir saat hujan dalam intensitas tinggi. Sungai di sekitarnya juga meluap,” katanya.
Mokhtar menuturkan, banjir tahun ini agak parah. Biasanya, banjir dari Sungai Ambawang hanya melanda Desa Pancaroba. Namun, sekarang banjir juga sampai ke Desa Lingga. ”Daerah Sungai Ambawang saat musim hujan kebanjiran, saat kemarau kebakaran lahan,” ujar Mokhtar.
Dampak lain, dua sekolah dasar diliburkan untuk menghindari risiko membahayakan keselamatan siswa. Para orangtua diharapkan mengawasi anak-anaknya saat banjir ini.
BPBD Kubu Raya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya. Tim kesehatan sudah ke lapangan. Puskesmas dan posko kesehatan juga telah disiagakan 24 jam di wilayah yang banjir. Hingga sejauh ini tidak ada warga yang sakit parah, hanya sebatas gatal-gatal. Petugas kesehatan terus memantau perkembangan.
Di situ juga disiagakan dua posko dengan 60 sukarelawan yang bertugas. Mereka diberi perlengkapan perahu dan tenda. Perahu untuk mengevakuasi warga jika diperlukan.