Masalah Lahan Tak Ganggu Pembukaan Tol Manado-Bitung
Kendati masih terkendala pembebasan lahan di sejumlah titik, Jalan Tol Manado-Bitung tetap akan dibuka secara fungsional bagi masyarakat mulai Jumat (20/12/2019).
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Kendati masih terkendala pembebasan lahan di sejumlah titik, Jalan Tol Manado-Bitung tetap akan dibuka secara fungsional bagi masyarakat mulai Jumat (20/12/2019). Masyarakat dapat menggunakan 25,5 kilometer dari jalan tol itu secara gratis selama liburan Natal dan Tahun Baru 2020.
Hal ini terungkap dalam kunjungan rombongan anggota Komisi V DPR di Jalan Tol Manado-Bitung, Manado, Sulawesi Utara, pada Rabu (18/12/2019). Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi V DPR Lazarus juga didampingi Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XV Triono Junoasmono dan Direktur Utama PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) George Manurung.
Lazarus mengatakan, kunjungan ini bertujuan memastikan penyelesaian pembangunan jalan tol pertama di Sulut itu. ”Sebenarnya sudah terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan (Maret 2019),” kata Lazarus.
Saya harap, pemerintah provinsi dan dinas bina marga bisa turun dan menyelesaikannya bersama pihak jalan tol lainnya.
Sejauh ini, konstruksi memang terhambat pembebasan lahan. Dari total panjang jalan 39,9 kilometer, ada 8 persen lahan yang belum dibebaskan, terutama di seksi 2A dan 2B, yaitu di antara Kilometer 25+500 sampai 39+823. Menurut Lazarus, masalah ini tak mudah diatasi karena berkaitan dengan hukum dan hak masyarakat.
”Ada tujuh sampai delapan titik yang belum dibebaskan lahannya. Saya harap, pemerintah provinsi dan dinas bina marga bisa turun dan menyelesaikannya bersama pihak jalan tol lainnya,” ujar Lazarus.
Kendati begitu, Lazarus menyambut baik rencana pembukaan Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 25 km selama liburan Natal dan Tahun Baru 2020. Menurut rencana, jalan tol akan mulai dibuka pada Jumat. ”Menurut saya, jalan tol sudah siap. Kami harap bagian yang sudah jadi bisa difungsikan untuk melancarkan lalu lintas masyarakat yang merayakan Natal dan Tahun Baru,” katanya.
Agar banyak masyarakat yang bisa menggunakan Jalan Tol Manado-Bitung, politisi PDI-P itu meminta pemerintah daerah mempromosikan pembukaan fungsional itu. Media sosial dan televisi dinilai sebagai wahana strategis untuk promosi.
Triono Junoasmono mengatakan, jalan tol sudah siap secara fisik. Pembukaan fungsional direncanakan berlangsung selama dua pekan, yaitu 20 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020. Gubernur Sulut Olly Dondokambey akan diminta membuka jalan tol itu secara seremonial.
Masyarakat bisa memakai Jalan Tol Manado-Bitung tanpa dipungut biaya. Namun, pengendara tetap harus menggunakan kartu e-money (uang elektronik) untuk tap di gerbang dengan tidak mengurangi saldo. ”Nanti (kartu e-money) akan dijual di pintu masuk tol,” kata Triono.
Sementara itu, George Manurung mengatakan, pengendara dari Manado masuk dari Gerbang Tol Manado di Kilometer 0 dan keluar di daerah Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Adapun pengendara dari Bitung ke Manado dapat masuk dari gerbang tol di Manembo-Nembo dan keluar di Gerbang Tol Manado.
”Dari pengamatan kami, arus lalu lintas lebih padat dari Bitung ke Manado daripada sebaliknya. Mungkin karena orang ingin menghabiskan tunjangan hari raya di Manado sebagai pusat perbelanjaan. Harapan kami, pembukaan fungsional ini bisa menunjang kelancaran kegiatan masyarakat,” kata George.
Kepadatan arus diperkirakan memuncak pada 20-22 Desember. Namun, pembukaan jalan tol hanya dari pukul 08.00-17.00 Wita, termasuk saat puncak kepadatan. Sebab, kata George, lampu jalan belum semuanya siap.
”Kami khawatir kecelakaan semakin rawan terjadi kalau dibuka sampai malam. Jadi, kami tetapkan hanya membuka jalan selama masih ada sinar matahari,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, kata George, pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk penyediaan ambulans. Selain itu, disiagakan juga petugas jasa derek, pemadam kebakaran, serta petugas Polres Minahasa Utara dan Bitung. ”Petugas patroli sudah siap. Total personelnya sekitar 25 orang. Mereka akan bekerja sembilan jam tanpa pergantian shift,” katanya.
Terkait penyelesaian jalan tol, George mengatakan, konstruksi seksi 1 sudah selesai 100 persen. Adapun seksi 2A dari Kilometer 14+200 sampai 25+500 sudah selesai 90 persen, menyisakan konstruksi simpang susunnya. Sementara itu, seksi 2B baru rampung sekira 42 persen karena masalah pembebasan lahan. ”Lahan yang belum dibebaskan sekitar 8 persen dan terpisah di beberapa titik. Tentu saja itu mengganggu laju konstruksi sehingga tidak maksimal,” katanya.
Area istirahat (rest area) pun belum dibangun sama sekali. George mengatakan, satu area istirahat sesuai standar jalan tol nasional akan dibangun. Ia memperkirakan, jalan tol baru bisa beroperasi pada April 2020, khususnya hingga Simpang Susun Kauditan di seksi 1. Seksi 2A dan 2B diperkirakan baru dibuka paling cepat Juli atau Agustus 2020.