Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap memprediksi angin kencang masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2020. Sejumlah kabupaten di bagian selatan Jawa Tengah diimbau waspada.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap memprediksi angin kencang masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2020. Sejumlah kabupaten di bagian selatan Jawa Tengah diimbau waspada untuk meminimalkan dampak bencana angin kencang.
”Pada masa transisi atau pancaroba seperti ini, angin kencang sangat berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah,” kata Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Rendi Krisnawan, Jumat (13/12/2019). Diperkirakan awal Januari 2020 sudah memasuki musim hujan. ”Tapi memang intensitasnya tidak lebat sekali dibandingkan tahun lalu,” tutur Randi.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau waspada terhadap angin puting beliung yang merupakan fenomena angin kencang berputar menyerupai belalai. Angin ini keluar dari awan kumulonimbus.
Tanda-tanda datangnya angin ini, antara lain, sehari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi terasa panas dan gerah. Kemudian sekitar pukul 10.00 tampak awan kumulus atau awan putih berlapis-lapis yang dengan cepat berubah menjadi awan kumulonimbus yang berwarna abu-abu atau hitam. ”Awan ini menjulang tinggi seperti bunga kol,” ujarnya.
Tanda-tanda datangnya angin ini, antara lain, sehari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi terasa panas dan gerah.
Menurut Rendi, angin kencang ini berdurasi singkat atau kurang dari 10 menit dan areanya sangat lokal di radius 5-10 kilometer. ”Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang terjadi di malam hari,” paparnya. Dampaknya bisa merusak.
Pada Kamis (12/12) sore, angin kencang juga melanda wilayah Kabupaten Cilacap bagian barat. Angin menyebabkan puluhan rumah rusak karena gentingnya terbang dan beberapa di antaranya tertimpa pohon tumbang.
”Total kerusakan yang disebabkan bencana angin kencang adalah 4 buah rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, dan 31 rumah rusak ringan. Taksiran kerugian mencapai Rp 67 juta,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Heru Kurniawan.
Heru menyampaikan, angin kencang melanda Desa Karanggedang, Kecamatan Sidareja; Desa Segaralangu dan Desa Mekarsari di Kecamatan Cipari; Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, Desa Gunungtelu dan Desa Pangawaren di Kecamatan Karangpucung; serta Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuhluhur.
”Untuk mengatasinya, kami melakukan kerja bakti bersama warga, menyalurkan bantuan material dari BPBD, dan juga bantuan logistik makanan dari dinas sosial,” tuturnya.
Selain di Cilacap, selama sebulan terakhir, angin kencang juga terjadi di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Banyumas, sepanjang November terjadi 14 kali angin kencang dan mengakibatkan 13 pohon tumbang, 1 rumah roboh, dan 11 rumah lainnya rusak.
Demikian pula di Kabupaten Purbalingga, angin kencang melanda kabupaten ini selama empat kali pada 8-11 Desember 2019. Wilayah yang dilanda angin kencang antara lain Desa Karangjoho, Kecamatan Pengadegan; Karangasem, Kecamatan Kertanegara; Candiwulan, Kecamatan Kutasari, Desa Karangmalang, Kecamatan Bobotsari; Desa Bukateja, Kecamatan Bukateja; dan Desa Panusupan, Kecamatan Rembang.
Sepuluh rumah rusak dan kerugian ditaksir mencapai Rp 64,5 juta. ”BPBD mengimbau warga untuk memangkas pohon yang usianya sudah tua dan rawan patah atau tumbang,” tutur Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Kabupaten Purbalingga Muhsoni.