Warga Aceh tengah dirundung duka. Tokoh agama Islam sekaligus Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Profesor Muslim Ibrahim (71) meninggal dunia.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Warga Aceh tengah dirundung duka. Tokoh agama Islam sekaligus Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Profesor Muslim Ibrahim (71) meninggal dunia. Prof Muslim, begitu dia akrab disapa, adalah tempat umat bertanya tentang hukum Islam.
Prof Muslim wafat pada Kamis (12/12/2019) sekitar pukul 18.00, di rumahnya di Desa Limpok, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Kabar duka itu beredar cepat di grup percakapan dan media sosial. Doa dari warga pun mengalir deras untuk Prof Muslim.
Jenazah Prof Muslim dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Limpok, Jumat (13/12/2019) pagi. Sebelum dimakamkan, warga melakukan shalat di rumah duka dan di masjid.
Prof Muslim lahir di Aceh Utara. Selain menjabat sebagai Ketua MPU Aceh, dia juga menjadi guru besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. Prof Muslim merupakan lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. Dia juga anggota Majelis Ulama ASEAN.
Wakil Ketua MPU Aceh Faisal Ali menuturkan, Prof Muslim telah lama menderita sakit kencing manis dan asam lambung. Beberapa kali beliau dirawat di Malaysia hingga akhirnya menutup usia di rumahnya.
Faisal mengatakan, keluarga besar MPU Aceh sangat berduka atas kepergian Prof Muslim. Selain sebagai Ketua MPU Aceh, Prof Muslim juga tempat berkonsultasi tentang persoalan yang dihadapi umat.
Sebagai seorang ulama, Prof Muslim adalah tempat umat bertanya tentang hukum Islam, baik soal kehidupan sosial maupun tata cara ibadah. Prof Muslim merupakan doktor bidang fikih perbandingan mazhab.
Pada 1990-2015, Prof Muslim mengasuh rubrik konsultasi agama di harian Serambi Indonesia yang terbit setiap Jumat. Umat bertanya tentang banyak hal, mulai dari persoalan zakat hingga hukum talak melalui telepon. Prof Muslim juga aktif menulis buku tentang agama Islam.
Kepergian Prof Muslim tidak hanya menyisakan duka bagi istri dan tiga anaknya, tetapi juga bagi para tokoh agama, akademisi, dan umat. Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyampaikan duka mendalam.
Bagi Nova, Prof Muslim merupakan teladan warga Aceh. ”Warga Aceh dan Pemprov Aceh sangat berduka. Kita mendoakan beliau semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah,” ujar Nova.
Rasa kehilangan juga dirasakan warga Aceh. ”Sie droe-droe penerang donya geu hei le Allah. Panyoet ilmee ka geu tinggai tanyoe (Satu per satu cahaya dunia dipanggil Allah. Pelita ilmu telah meninggalkan kita),” kata seorang warga Banda Aceh, Fauzan Sawang.
Selain sebagai Guru Besar Hukum Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, semasa hidupnya Prof Muslim antara lain juga pernah menjabat Direktur Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, Kepala Biro Pengembangan Pendidikan Agama/Dayah-NAD Depag Wilayah Aceh, anggota Majelis Pendidikan Daerah Aceh, dan pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Aceh.