Sulsel Tingkatkan Kesiagaan di Daerah Aliran Sungai
Memasuki musim hujan, pemerintah kabupaten maupun provinsi di Sulawesi Selatan melakukan berbagai langkah antisipasi. Salah satunya dengan meningkatkan kesiagaan di daerah aliran sungai.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Memasuki musim hujan, pemerintah kabupaten maupun provinsi di Sulawesi Selatan melakukan berbagai langkah antisipasi. Ini terutama dilakukan di daerah-daerah yang pada awal tahun 2019 mengalami bencana banjir dan longsor. Salah satunya yakni meningkatkan kesiagaan di daerah aliran sungai.
Di Kabupaten Jeneponto, warga sekitar daerah aliran Sungai Kelara sudah diminta menyiapkan diri dan mengamankan berbagai barang kebutuhan pokok. Aliran sungai di beberapa titik juga dibenahi, termasuk tanggul untuk mengantisipasi aliran air lebih besar ke permukiman.
Pembenahan aliran sungai juga sudah kami lakukan, termasuk terus memantau informasi cuaca dari BMKG.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jeneponto Anwaruddin, Kamis (12/12/2019), mengatakan, sejak November lalu pihaknya sudah rutin melakukan sosialisasi kepada warga yang berdiam di sepanjang DAS (daerah aliran sungai).
"Pembenahan aliran sungai juga sudah kami lakukan, termasuk terus memantau informasi cuaca dari BMKG. Pekan depan, kami akan mulai membangun posko di kantor BPBD Jeneponto,” katanya.
Jeneponto adalah salah satu wilayah yang cukup parah terkena banjir dan banjir bandang pada Januari lalu. Ratusan rumah, sekolah, dan berbagai bangunan rusak. Sejumlah jembatan dan jalan juga hancur diterjang banjir bandang. Sebanyak 16 warga meninggal.
Sementara itu, Kepala BPBD Sulsel Syamsibar mengatakan, koordinasi dilakukan antarseluruh pemerintah daerah di Sulsel, terutama BPBD, untuk melakukan antisipasi. Posko-posko sudah diminta untuk dibangun di titik-titik yang dinilai sangat rawan.
“Sebenarnya, antisipasi dan sosialisasi kepada warga sudah dilakukan sejak dua bulan lalu. Saat itu, BMKG pernah merilis bahwa November diperkirakan sudah mulai hujan. Sampai sekarang, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah," kata Syamsibar.
Di Makassar, misalnya, Syamsibar mengatakan, beberapa posko sudah disiapkan di kelurahan yang wilayahnya sangat rawan banjir. Di antaranya yakni Paccerakkang, Daya, Antang, dan wilayah Jalan Abdullah Daeng Sirua.
Banjir besar pada Januari lalu di Sulsel terjadi bersamaan di 13 kabupaten/kota yang meliputi 71 kecamatan serta 168 desa. Sebanyak 79 korban meninggal dan puluhan lainnya luka maupun sakit sebagai dampak banjir. Ribuan warga mengungsi dan sejumlah besar infrastruktur rusak.