Provinsi Papua menggelar Lomba Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik pertama di Kota Jayapura, Kamis (14/11/2019). Pembukaan kegiatan ini mengangkat tema toleransi dengan kolaborasi penampilan paduan suara dari gereja.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Provinsi Papua menggelar Lomba Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik yang pertama di Kota Jayapura, Kamis (14/11/2019). Pembukaan kegiatan ini mengangkat tema toleransi dengan kolaborasi penampilan paduan suara dari gereja Katolik, Kristen, dan qasidah.
Dari pantauan Kompas, kegiatan ini berlangsung pada pukul 18.00 WIT di Auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura.
Kegiatan ini dibuka dengan kolaborasi paduan suara Ave Maria dari Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Waena, paduan suara Gereja Kristen Pniel Jayapura, dan Qasidah Az-Zahra Masjid Raya Jayapura.
Ketiganya menampilkan kolaborasi bersama dalam lagu berjudul ”Bahasa Cinta”, ”Perdamaian”, dan ”Pancasila Rumah Kita”.
Kegiatan lomba Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) pertama di Papua diikuti sebanyak 14 kabupaten. Pemenang lomba akan mengikuti Pesparani Nasional di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada tahun depan.
Pesparani I di Provinsi Papua dilaksanakan mulai 14 hingga 18 November 2019 di sejumlah tempat, yakni Auditorium Universitas Cenderawasih, Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Fajar Timur, dan aula gedung Gereja GKI Pniel Kotaraja.
Kami juga menampilkan qasidah dan paduan suara dari gereja Protestan dalam pembukaan Pesparani I di Papua. Hal ini untuk menunjukkan Papua adalah tanah damai yang menghargai segala perbedaan.
Adapun 14 kabupaten ini adalah Kabupaten Jayapura, Mimika, Jayawijaya, Deiyai, Dogiyai, Nabire, Merauke, Asmat, Mappi, Biak, Yahukimo, Kepulauan Yapen, dan Waropen. Total sebanyak 1.700 peserta mengikuti lomba ini.
Ketua Panitia Pesparani Katolik I di Provinsi Papua Fransiskus Mote mengatakan, kegiatan ini mengangkat tema besar, yakni sukacita memuji Tuhan. Tema ini berarti kegiatan paduan suara yang tidak hanya untuk memuliakan Tuhan, tetapi juga menjunjung tinggi toleransi beragama.
”Kami juga menampilkan qasidah dan paduan suara dari gereja Protestan dalam pembukaan Pesparani I di Papua. Hal ini untuk menunjukkan Papua adalah tanah damai yang menghargai segala perbedaan,” tutur Fransiskus.
Ia menambahkan, total sebanyak 13 lomba dalam Pesparani I, antara lain lomba paduan suara dewasa, paduan suara dewasa pria gregorian, paduan suara dewasa wanita, paduan suara Orang Muda Katolik (OMK) campuran, paduan suara gregorian remaja, paduan suara anak, cerdas cermat rohani, membaca kitab suci, lomba mazmur, seminar, pameran, pentas seni, dan defile kontingen.
Nurbaya selaku koreografer Qasidah Az-Zharah mengatakan, pihaknya berlatih selama satu minggu untuk tampil dalam pembukaan Pesparani I di Papua.
”Baru pertama kali kami mengikuti qasidah dalam kegiatan non-Muslim. Kami sangat senang bisa tampil dalam kegiatan ini. Bagi kami tidak ada perbedaan dalam menampilkan pujian bagi Tuhan,” kata Nurbaya.