WNA Korban Pelantar Ambruk di Resor Batam Dipulangkan
Dua dari delapan belas korban luka akibat pelantar ambruk di Resor Montigo Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, dipulangkan untuk mendapat perawatan intensif. Seluruh korban adalah warga negara Singapura.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
HUMAS POLDA KEPULAUAN RIAU
Sebanyak 18 wisatawan asal Singapura akibat robohnya pelantar kayu di Resor Montigo Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (7/11/2019). Penyebab kejadian masih diselidiki polisi.
BATAM, KOMPAS – Dua dari delapan belas korban luka akibat pelantar yang ambruk di Resor Montigo Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, dipulangkan ke Singapura untuk mendapat perawatan intensif. Saat ini, empat orang saksi diperiksa untuk menyelidiki penyebab kejadian.
Kepala Bidang Humas Polda Kepri Komisaris Besar Sapto Erlangga, Jumat (8/11/2019), mengatakan, kecelakaan yang mengakibatkan 18 orang terluka itu terjadi sore kemarin. Sebelumnya, lima korban luka ringan dirawat di Klinik Resor Montigo dan 13 korban lain dirawat di RS Bhayangkara Batam. Seluruh korban adalah warga negara Singapura.
“Lima wisatawan luka lecet, 11 orang luka memar, dan dua lainnya masing-masing mengalami patah tulang di bagian kaki dan rusuk,” kata Erlangga.
Kejadian itu berawal saat 30 wisatawan asal Singapura yang tengah berlibur di Resor Montigo melakukan foto bersama di satu titik pelantar kayu. Dugaan sementara, pelantar itu roboh karena tiangnya telah lapuk sehingga tidak kuat menahan beban secara bersama di satu titik.
Menurut Erlangga, 18 wisatawan yang terluka itu merupakan bagian dari rombongan yang berjumlah 120 orang. Penyelidikan kasus tersebut telah diserahkan kepada Polresta Batam-Rempang-Galang. Saat ini, sejumlah petugas tengah melakukan olah tempat kejadian perkara. "Nanti akan kita periksa semua apakah ada unsur kelalaian di situ," ujar Erlangga.
Kondisi pelantar di Resor Montigo Batam, Kepulauan Riau, yang roboh pada Kamis (7/11/2019). Sebanyak 18 wisatawan asal Singapura menjadi korban dalam peristiwa itu.
Sampai berita ini diturunkan, Direktur Keamanan dan Bagian Umum Resor Montigo Purwono belum bersedia dihubungi untuk mengonfirmasi ambruknya pelantar itu. Sejumlah wartawan yang mendatangi lokasi juga tidak diperbolehkan masuk.
Jembatan ambruk karena turis sibuk selfi itu tidak bisa jadi alasan. (Siska Mandalia)
Pengajar di Batam Tourism Polytechnic Siska Mandalia sangat menyesalkan hal ini. Menurut dia, kelalaian menjaga aspek keamanan sangat berdampak pada akhirnya kepada perkembangan sektor pariwisata di Batam.
"Jembatan ambruk karena turis sibuk selfi itu tidak bisa jadi alasan. Harusnya pengelola memasang papan peringatan kapasitas maksimal jembatan," kata Siska.
Daya tarik utama pariwisata Batam adalah laut. Maka, perlu komitmen untuk menjadikan aspek keamanan sebagai prioritas utama agar keselamatan wisatawan tidak jadi taruhan. Jangan sampai keuntungan jadi prioritas, tetapi keselamatan dilupakan.
"Wisatawan Singapura merupakan penyumbang terbesar sektor pariwisata Batam. Namun, saya khawatir peristiwa ini akan membuat mereka trauma datang kembali," ujar Siska.