Jaringan Pipa Air Bersih di Lereng Merbabu Diperbaiki
Kondisi geografis berupa terbing curam di Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyulitkan upaya perbaikan jaringan pipa paralon yang mengalirkan air bersih ke permukiman warga di lereng Merbabu.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS - Kondisi geografis berupa terbing curam di Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyulitkan upaya perbaikan jaringan pipa paralon yang mengalirkan air bersih ke permukiman warga di lereng Merbabu. Jaringan pipa air bersih itu rusak akibat kebakaran Gunung Merbabu, September silam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBDP Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, Pemerintah Kabupaten Boyolali memberikan bantuan pipa-pipa paralon untuk mengganti jaringan pipa air bersih desa yang rusak terbakar. Saat ini pemasangan pipa sedang dikerjakan, namun masih belum selesai.
“Untuk pemasangan pipa-pipa paralon itu dilakukan secara swadaya oleh warga desa setempat,” kata Bambang di Boyolali, Kamis (7/11/2019)
Menurut Bambang, kebakaran pada September lalu mengakibatkan kerusakan jaringan pipa paralon yang mengalirkan air bersih dari sumber air di Gunung Merbabu ke lima desa, yaitu Desa Ngagrong di Kecamatan Gladagsari, Seboto di Kecamatan Ampel, Desa Jeruk dan Senden di Kecamatan Selo, serta Kembangkuning di Kecamatan Cepogo. “Dari lima desa itu, baru ada satu desa yang sudah selesai diperbaiki yaitu Seboto,” katanya.
Untuk membantu warga lereng Gunung Merbabu yang mengalami kesulitan air bersih, BPBD Boyolali telah mendistribusikan bantuan air bersih menggunakan truk-truk tangki ke Desa Senden, Jeruk, Selo, dan Ngagrong. Di Desa Jeruk telah disalurkan bantuan sebanyak 35 tangki air bersih, di Desa Selo dan Senden masing-masing sebanyak 7 tangki, serta Ngagrong 2 tangki.
Untuk pemasangan pipa-pipa paralon itu dilakukan secara swadaya oleh warga desa setempat, kata Bambang
Kepala Kepala Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Joko mengatakan, kondisi geografis berupa tebing-tebing curam menyulitkan perbaikan pipa yang rusak. Pasalnya, jaringan pipa itu dipasang di tebing. Karena itu, pemasangan pipa harus dilakukan ekstra hati-hati. “Pipa-pipa itu dipasang di tebing-tebing gunung,” katanya.
Menurut Joko, dari enam jaringan pipa paralon yang mengalirkan air ke Desa Jeruk, baru dua jaringan pipa yang sudah diperbaiki. Sisanya, masih belum selesai dikerjakan. “Dua yang sudah rampung itu pun belum sempurna perbaikannya sehingga air belum mengalir lancar,” ujarnya.
Joko mengatakan, saat ini masih ada sekitar 310 keluarga di Jeruk masih kesulitan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menurut Joko, sebagian warga membeli air seharga Rp 175.000-250.000 berisi sekitar 1.500 liter. Selain itu, juga ada bantuan air bersih dari PMI, BPBD Boyolali, dan sukarelawan.