Tanggul Kali Lamong Dilengkapi Pompa Air dan Waduk
Tanggul Kali Lamong di Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Surabaya, Jawa Timur, akan dilengkapi dengan pompa air dan waduk buatan (bozem). Penambahan pompa air dan bozem di kawasan itu diharapkan bisa mencegah banjir.
Oleh
IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tanggul Kali Lamong di Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Surabaya, Jawa Timur, akan dilengkapi dengan pompa air dan waduk buatan atau bozem. Penambahan pompa air dan bozem di kawasan tersebut diharapkan bisa mencegah banjir yang terakhir terjadi pada Mei lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati, Rabu (6/11/2019), di Surabaya, mengatakan, tanggul setinggi 3 meter sudah dibangun sepanjang 2,5 kilometer dari rencana sepanjang 8,5 kilometer. Pembangunan tanggul tersebut ditargetkan tuntas pada 2012.
”Lokasi pembangunan tanggul diprioritaskan terlebih dahulu di titik-titik rawan banjir dan dilengkapi penahan dari batu kerikil agar tidak jebol menahan derasnya arus air,” katanya.
Banjir terakhir kali melanda kawasan ini pada Mei 2019. Kala itu, tanggul Kali Lamong di Sumberrejo sepanjang 40 meter jebol sehingga luapan air sungai menggenangi sekitar 500 rumah warga kawasan di Surabaya Barat tersebut. Jebolnya tanggul disebabkan alih fungsi tanggul menjadi lahan pertanian warga.
Erna menuturkan, pembangunan tanggul Kali Lamong akan dipercepat, terlebih saat ini memasuki musim hujan. Percepatan dilakukan dengan menambah jumlah personel karena pembangunannya dilakukan oleh petugas dari Dinas PU Bina Marga dan Pematusan tanpa melalui rekanan proyek pihak ketiga.
Selain membangun tanggul, pencegahan banjir di kawasan tersebut juga dilakukan dengan membangun bozem dan pompa air. Bozem yang dibangun memiliki luas 2,2 hektar, sedangkan pompa air sebanyak tiga unit dengan kapasitas masing-masing 5 meter kubik. Penyelesaian tanggul, bozem, dan pompa air ditargetkan rampung pada 2021.
Bozem yang dibangun memiliki luas 2,2 hektar.
Keberadaan bozem dan pompa air diperlukan untuk mengalirkan air genangan di permukiman warga karena ketinggian kawasan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Kali Lamong. ”Satu sisi mencegah air Kali Lamong meluap, di sisi lain mengalirkan air di permukiman warga menuju bozem agar tidak terulang lagi banjir di kawasan tersebut,” kata Erna.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menambahkan, hingga saat ini ada 72 bozem dengan luas total 1.450.926 meter persegi untuk mencegah banjir di Surabaya. Lokasinya berada di kawasan cekungan agar bisa menampung air hujan di kota yang berada 5 meter di bawah permukaan air laut ini. Air hujan tersebut dialirkan melalui saluran air (box culvert) di sepanjang trotoar di Surabaya yang rata-rata berukuran 2 meter persegi.
Setiap harinya, petugas dari Dinas PU, Bina Marga, dan Pematusan Kota Surabaya melakukan pengerukan di box culvert untuk mengantisipasi sedimentasi tanah. Kapasitas maksimal dari box culvert terus dijaga agar mampu mengalirkan air hujan, terutama ketika curah hujan tinggi.
Pengerukan dilakukan oleh sekitar 1.400 petugas menggunakan 63 alat berat dan 80 dump truck. Pengerahan petugas dan alat-alat berat dari Pemkot Surabaya diklaim bisa menghemat anggaran hingga Rp 14 miliar per tahun dibandingkan dengan menggunakan jasa pihak ketiga.
”Dalam sehari, rata-rata mampu mengeruk tanah di box culvert sebanyak 150 truk. Tanahnya dimanfaatkan untuk membangun fasilitas umum, seperti pengurukan tanggul, pembuatan taman, pengurukan bangunan, serta pembuatan zona penyangga di berbagai ruang publik di Surabaya,” ucap Risma.