Peringatan Hari Santri Nasional diharapkan menjadi momentun bagi para santri untuk meningkatkan perannya dalam memajukan Indonesia. Santri memiliki potensi untuk berperan penting dalam mengisi pembangunan.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Peringatan Hari Santri Nasional diharapkan menjadi momentun bagi para santri untuk meningkatkan perannya dalam memajukan Indonesia. Santri memiliki potensi untuk berperan penting dalam mengisi pembangunan.
"Santri harus berpendidikan pintar, kuat, adil, dan memiliki soft skill untuk bisa eksis dalam sosial budaya," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Surabaya Muhibbin Zuhri saat upacara peringatan Hari Santri Nasional, Selasa (22/10/2019) di Surabaya.
Hari Santri Nasional di Surabaya diperingati oleh ribuan santri dari beberapa pondok di Surabaya dengan menggelar upacara di Tugu Pahlawan dan Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur. Acara yang dilaksanakan secara sederhana tersebut berlangsung khidmat.
Dalam beberapa tahun terakhir, menurut Muhibbin, Kota Surabaya berkembang cukup pesat. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Surabaya semakin dikenal dan diakui oleh masyarakat internasional. Bahkan kota berpenduduk 3,2 juta jiwa ini menjadi rujukan pembangunan bagi daerah lain.
Oleh sebab itu, santri sebagai salah satu elemen masyarakat di Surabaya harus berkontribusi membangun kotanya. Santri harus berpartisipasi mengembangkan Surabaya, mendukung pembangunan, dan mengawal pembangunan.
Santri harus berpendidikan pintar, kuat, adil, dan memiliki soft skill untuk bisa eksis dalam sosial budaya, kata Muhibbin Zuhri
"Santri harus memegang peran yang strategis dalam pembangunan agar kemajuan yang dicapai Surabaya bisa lebih bermakna," tutur Muhibbin.
Terlebih, menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Eri Cahyadi, Surabaya akan mengembangkan kampung santri di kawasan Jagir Sidosermo, Wonokromo. Di kawasan yang berada di tengah kota itu, ada sejumlah pondok pesantren, antara lain Pondok Pesantren An-Najiyah, Pondok Pesantren At-Tauhid, serta Pondok Pesantren Al Badar.
Saat ini, Pemkot Surabaya terus melakukan perbaikan infrastruktur dan fasilitas umum agar kawasan tersebut lebih nyaman dihuni santri-santri dari berbagai kota di Jatim. “Kegiatan keagamaan sangat kuat di kawasan tersebut serta menjadi pusat kawasan pendidikan Islan sehingga layak dikembangkan menjadi kampung santri,” ujarnya.
Secara terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan para santri agar ikut menjaga perdamaian dunia. Santri harus bisa menunjukkan Islam yang penuh kedamaian dan kasih sayang kepada umat manusia yang beragam latar belakang. “santri sekarang harus berpikiran global karena pesan-pesan perdamaian bisa disuarakan ke berbagai penjuru dunia melalui teknologi,” katanya.