Mengantuk dan Hilang Kendali, Dua Orang Tewas di Tol Bakauheni-Terbanggi Besar
Mobil Honda Jazz yang dikemudikan Fairuz A. Khalid (18), diduga menabrak truk di Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Senin (14/10/2019) pukul 03.00. Pengemudi dan rekannya tewas ditempat kejadian.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - Mobil Honda Jazz bernomor polisi BE 845 LU yang dikemudikan Fairuz A. Khalid (18), diduga menabrak truk saat melintas di Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Senin (14/10/2019) pukul 03.00. Akibatnya, Fairuz dan temannya M. Rizky Alfana (14) tewas dalam kecelakaan tersebut.
Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Lampung Selatan Ajun Komisaris Kasyfi Mahardika menjelaskan, kecelakaan terjadi di Kilometer 58+200, di Desa Panca Tunggal, Kecamatan Merbau Mataram, Lampung Selatan.
"Mobil tersebut berjalan dari Bakauheni menuju Bandar Lampung dengan kecepatan tinggi. Saat tiba di sekitar lokasi kejadian, pengemudi diduga mengantuk sehingga tidak mampu mengendalikan laju kendaraannya," katanya, saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin.
Dari hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara, mobil yang dikendarai Fairuz diduga menabrak truk yang sedang melaju di jalan tol. Polisi tidak menemukan indikasi penyebab kecelakaan lainnya, seperti menabrak pembatas jalan. Diduga, pengemudi truk melarikan diri setelah tabrakan terjadi.
Selain kondisi fisik pengemudi, kontur Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang lurus kerap membuat pengemudi tergoda memacu kendaraannya. Padahal, mengendalikan mobil yang melaju kencang, pengemudi membutuhkan konsentrasi tinggi.
Senin siang, kedua jasad korban kecelakaan di jalan tol itu langsung dimakamkan di rumah duka di Bandar Lampung. Zairin, keluarga korban menuturkan, almarhum Rizky baru saja menjenguk makam ayahnya di Jakarta pada Minggu (13/10).
Almarhum Rizky baru saja menjenguk makam ayahnya di Jakarta pada Minggu
Rizky berangkat ke Jakarta bersama kedua saudara perempuannya. Namun, saat kembali ke Lampung, remaja itu memilih pulang bersama Fairuz, teman kakak perempuannya. Sementara saudaranya yang lain pulang naik pesawat.
Menurut Zairin, keluarga besar terpukul dengan peristiwa tersebut. Mereka tak menyangka, pilihan Rizky untuk pulang melalui jalur darat justru membuat remaja itu berpulang untuk selama-lamanya.