Dua Pekerja Tertimpa Runtuhan, Renovasi Talut RSUD Sleman Dievaluasi
Dua pekerja proyek tertimpa runtuhan talut yang akan mereka renovasi di kompleks Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (9/10/2019). Proyek penguatan talut tersebut pun dievaluasi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS—Dua pekerja proyek tertimpa runtuhan talut yang akan mereka renovasi di kompleks Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (9/10/2019). Meski terluka, kedua korban berhasil diselamatkan. Pengerjaan proyek akan dievaluasi kembali demi mencegah insiden serupa berulang.
Kedua korban diketahui bernama Swito Budi Santoso (46), warga asal Sleman, dan Suradal (60), warga Kota Yogyakarta. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 10.16. Suradal berhasil dievakuasi terlebih dahulu sekitar pukul 10.40. Ia langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit tersebut.
Sementara itu, Santoso butuh waktu lebih lama untuk diselamatkan. Tim SAR membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk melakukan orientasi medan di reruntuhan itu. Saat berhasil diangkat, terlihat tangan kanan Santoso sudah mendapatkan perawatan lebih dulu dengan diperban. Ia juga tampak tidak bisa menggerakkan tangan tersebut.
Kurniawan Adi Wibowo, anggota SAR DIY, menjelaskan, evakuasi itu membutuhkan waktu lebih lama karena Santoso terjepit lebih banyak reruntuhan. Terdapat pula cangkul yang menyilang sehingga terlalu berisiko apabila menarik korban begitu saja dari reruntuhan tersebut.
“Kami menghancurkan sebagian reruntuhan agar bisa membuat rongga. Ini untuk meminimalkan risiko bagi korban,” jelas Kurniawan.
Tim SAR membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk melakukan orientasi medan di reruntuhan itu.
Kurniawan menambahkan, saat dievakuasi, kedua korban berada dalam kondisi sadar. Bagian tubuh yang tertimbun hanya setengah badan. Kedua korban sempat dimintai keterangan pula dalam proses evakuasi itu karena masih bisa diajak berbicara.
Wahyu (20), saksi mata, menceritakan, semula ia bersama kedua temannya itu sedang melakukan penggalian pada bagian talut. Sebelum insiden terjadi, ia sempat melihat ada sejumlah batu yang jatuh. Tetapi, kedua temannya tidak menyadarinya.
“Saya coba agak menghindar dulu setelah ada batu yang jatuh. Ternyata tidak lama, talut ambrol. Kami menggali di dekat talut itu,” kata Wahyu.
Adapun tinggi talut yang runtuh itu sekitar 3 meter. Talut tersebut merupakan bangunan lama. Para pekerja tersebut sedang menggali gorong-gorong sedalam satu meter yang akan digunakan sebagai fondasi bagi talut baru yang lebih kokoh. Lokasi proyek persis berada di bagian selatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman.
Direktur RSUD Sleman Joko Hastaryo mengatakan, proyek penguatan talut itu perlu dievaluasi kembali sebelum dilanjutkan. Sebab, selama musim hujan, aliran air sungai di dekat rumah sakit itu sangat deras. Talut lama sudah dibangun sejak 2014. Dikhawatirkan jika tidak diperkuat, talut akan rusak saat musim hujan.
“Kami evaluasi karena itu bangunan besar. Pekerja dan area pekerjaannya agak sulit. Kami akan mengevaluasi agar lebih hati-hati dan menggunakan metode yang baik,” kata Joko.
Pengerjaan talut itu sudah dimulai sejak dua pekan lalu. Namun, kedua pekerja yang menjadi korban baru bekerja dua hari terakhir.
Menurut Joko, pihak rumah sakit belum bisa memastikan akan menanggung biaya pengobatan dari kedua pekerja itu. Masih butuh koordinasi dengan pihak kontraktor yang diberi tanggungjawab mengerjakan proyek tersebut guna mencari tahu apakah pekerja itu sudah didaftarkan ke layanan jaminan keselamatan kerja.
“Prinsipnya, kami kemanusiaan saja. Rumah sakit tidak akan tutup mata. Kalau masih tidak ada yang menanggung biayanya, nanti kami urunan lah,” kata Joko.